Namun saat ini yang bisa dipenuhi oleh nelayan setempat melalui budi daya baru mencapai 30 ribu ekor per bulan, di mana jumlah ini sangat kecil dibandingkan permintaan yang ada.
Painan, Sumbar (ANTARA News) - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatra Barat Yosmeri mengemukakan, kebutuhan ikan bandeng di daerah ini mencapai 1 juta ekor/bulan yang digunakan sebagai umpan penangkapan ikan tuna.

"Namun saat ini yang bisa dipenuhi oleh nelayan setempat melalui budi daya baru mencapai 30 ribu ekor per bulan, di mana jumlah ini sangat kecil dibandingkan permintaan yang ada," kata Yosmeri, di Painan, Kamis, saat meninjau budi daya tambak bandeng Ampang Pulai Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, mendampingi Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim.

Dikatakannya, saat ini baru satu daerah yang membudidayakan tambak bandeng di Sumbar yaitu Kabupaten Pesisir Selatan.

"Kendala yang dialami yaitu persoalan pembibitan serta belum optimalnya produksi yang bisa dihasilkan," kata dia.

Ia mengatakan, berdasarkan temuan dan informasi dari petani tingkat kematian bandeng dalam pembudidayaan masih tinggi mencapai 70 persen.

"Dalam satu tambak bandeng yang berukuran 40 X 60 meter bisa diisi 80 ribu bibit bandeng, namun setelah tiga bulan dipelihara hanya bisa dipanen sekitar 30 ribu ekor saja," lanjutnya.

Hal tersebut disebabkan, kolam yang dibuat masih baru dan kadar keasaman tanah cukup tinggi mengakibatkan banyak anak bandeng yang mati.

Namun demikian, secara ekonomi hasil tersebut masih menguntungkan kendati hasil panen belum maksimal dan ke depan jumlah panen akan bisa ditingkatkan karena semakin lama kadar keasaman tanah semakin turun.

Selain itu, saat ini nelayan masih mendatang bibit dari luas Sumbar sehingga biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar.

Menyikapi hal itu langkah yang bisa diambil adalah dengan mencoba melakukan pembenihan bandeng dengan melakukan studi banding mengunjungi daerah yang memiliki teknologi budidaya bandeng yang telah maju.

(T.KR-IWY/B/A035/C/A035) (ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011