Beruntungnya, Jatim juga punya mesin ekonomi utama lainnya, yakni, sektor perdagangan besar dan eceran. Itu terlihat dengan pertumbuhan kredit sektor tersebut yang mencapai 4,9 persen hingga November tahun lalu
Surabaya (ANTARA) - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV mencatat pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Timur selama 2021 melambat dan di bawah rata-rata nasional, karena mesin utama penggerak ekonomi Jatim yakni industri pengolahan belum menunjukkan pemulihan yang ideal.

Kepala OJK Regional IV, Bambang Mukti Riyadi di Surabaya, Rabu mengatakan, pertumbuhan kredit Jatim per November 2021 mencapai angka 2,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Angka itu, kata Bambang, lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional yang mencapai 4,73 persen per November tahun 2020..

"Ini memang sejalan dengan ekonomi kita yang naik di kisaran 3,2-4 persen tahun lalu," kata Bambang, dalam acara Coffee Morning OJK Jatim.

Ia mengatakan, meski kredit yang bertumbuh cenderung melambat, namun diyakini kinerja kredit tahun 2022 bakal kembali ke posisi semula.

"Tahun lalu, jumlah penyaluran kredit untuk industri pengolahan justru turun 2,84 persen dibanding 2020. Padahal, tahun lalu kredit di sektor tersebut sudah jatuh sebanyak 14,28 persen," katanya.

Ia mencatat, selama tahun 2021 industri pengolahan mengalami banyak tantangan. Misalnya, suplai yang terganggu karena kelangkaan kontainer dan jasa pelayaran internasional.

"Beruntungnya, Jatim juga punya mesin ekonomi utama lainnya, yakni, sektor perdagangan besar dan eceran. Itu terlihat dengan pertumbuhan kredit sektor tersebut yang mencapai 4,9 persen hingga November tahun lalu," katanya.

Bambang optimistis, kinerja kredit perbankan tahun 2022 bakal cemerlang, karena dilihat dari isu kontainer yang sudah mulai teratasi. Apalagi, Pemprov Jatim sudah memprediksi pertumbuhan ekonomi Jatim 2022 bakal berada di kisaran 5-5,8 persen.

Sementara itu, selama periode Januari-November 2021, kinerja perbankan Jatim memang kebanyakan lebih buruk dibanding industri perbankan skala nasional.

Pertumbuhan aset sebanyak 6,66 persen masih kalah dengan pertumbuhan aset perbankan nasional 9,64 persen. Bahkan, kinerja laba perbankan turun 3,2 persen di saat laba perbankan nasional tumbuh 31,91 persen.

Baca juga: OJK sebut stabilitas jasa keuangan di Jatim terjaga
Baca juga: OJK Regional Jatim gencarkan program TPAKD hindari pinjol ilegal
Baca juga: OJK gandeng ITS luncurkan program "digital financial literacy" 2021


Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022