Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat bekerja sama untuk mengembangkan gerakan koperasi dan sumber daya manusianya berdasarkan azas kesetaraan dan saling menguntungkan.

Menteri Koperasi dan UKM, Sjarifuddin Hasan, di Jakarta, Selasa, menerima kunjungan delegasi Malaysia yang dipimpin Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan (PDNKK) Malaysia, YB. Dato Sri Ismail Sabri bin Yakoob.

Dato Sri Ismail disertai delegasi yang terdiri atas pejabat Kementerian PDNKK Malaysia dan Agensi-agensi di bawah Kementerian PDNKK, yaitu Suruhan jaya Koperasi Malaysia (SKM), Angkatan Koperasi Kebangsaan Malaysia (ANGKASA), Maktab Kerjasama Malaysia (MKM), dan Bank Rakyat.

"Kunjungan ini pada intinya bertujuan menjalin kerja sama dalam mengembangkan gerakan koperasi dan SDM berdasarkan azas kesetaraan dan saling menguntungkan bagi dua negara," kata Menteri Sjarifuddin Hasan.

Ia mengatakan, kerja sama yang diharapkan dapat dijalin di antaranya dalam upaya untuk mendorong dan meningkatkan kerja sama teknis dalam pengembangan sektor koperasi, antara lain di bidang bisnis, konsumerisme, kegiatan berbasis pengetahuan, pariwisata, hukum dan peraturan, dan bidang lainnya yang disepakati bersama.

Kerja sama Pemerintah Malaysia dan Indonesia, diharapkan dapat dituangkan dalam MoU antara Kementerian Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi, dan Kepenggunaan Malaysia dengan Kementerian Koperasi dan UKM tentang Kerja sama Pengembangan Sektor Koperasi.

Saat ini draft MoU sedang dalam proses pembahasan antar-kedua belah pihak dan diharapkan penandatanganannya dapat diagendakan pada acara Annual Consultation Malaysia-Indonesia pada September 2011, di Tampak Siring, Bali.

Menteri PDNKK Malaysia juga akan berkunjung ke Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ) di Jl. Pori Raya No. 8, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, sebagai salah satu koperasi fungsional Guru-guru SD yang berhasil.

Pada 2010, KKGJ memiliki anggota sebanyak 19.235 orang; simpanan-simpanan anggota mencapai nilai lebih dari Rp133,9 miliar; aset KKGJ tercatat lebih dari Rp41,7 milyar; dan memperoleh SHU lebih dari Rp8 miliar.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Kepenggunaan (PDNKK) Sri Ismail Sabri mengatakan, pihaknya melihat koperasi di Indonesia berkembang sangat pesat dengan market yang besar dan produk yang melimpah.

"Kita harapkan hubungan ini ke depan bisa menjadikan koperasi lebih baik bagi dua negara," katanya.

Kerja sama dengan Indonesia, kata dia, menjadi kerja sama yang pertama dikembangkan pemerintah Malaysia untuk memperluas jejaring koperasi ke negara lain.

"Salah satu agenda kami adalah mewujudkan networking koperasi dengan negara luar dan Indonesia menjadi negara pertama," katanya.

Di Malaysia saat ini koperasi telah berkembang menjadi kekuatan ketiga perekonomian setelah perusahaan swasta dan publik. Namun sayangnya, sumbangsih koperasi terhadap GDP secara total masih sangat rendah yakni sekitar satu persen.

Tercatat jumlah koperasi di Malaysia saat ini sekitar 8.000 unit tapi, diakuinya, sebagian besar masih bergerak di bisnis kecil-kecilan.

"Koperasi di Malaysia asal mulanya dari koperasi kredit untuk membantu petani-petani yang bermasalah dengan utang," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya terus mengupayakan untuk menggenjot peran koperasi agar lebih signifikan kepada perekonomian nasional.

Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya memprogramkan 1K1K (1 komoditas 1 koperasi) di mana sekitar 6.000 koperasi miskin terlibat di dalamnya.

Koperasi di Malaysia salah satunya menghadapi masalah persaingan antara sesama koperasi. Oleh karena itu pihaknya juga mengembangkan pembentukan konstituen antar-koperasi yang menggabungkan beberapa koperasi.

Malaysia bahkan telah memiliki satu bank koperasi yakni Bank Persatuan dan dalam waktu dekat akan ada dua bank koperasi yang segera beroperasi.
(H016)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011