Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dalam dua tahun terakhir masih menjadi eksportir plywood (kayu lapis) terbesar ke pasar Jepang dengan pangsa pasar lebih dari 40 persen. Untuk periode Januari-November tahun lalu, kata Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Achmad Fauzi di Jakarta, Kamis, pangsa pasar ekspor plywood Indonesia ke Jepang mencapai 42,87 persen atau senilai 84,70 miliar yen (sekitar 77 juta dolar AS). Pada 2004, ekspor plywood Indonesia ke pasar Jepang mencapai 114,9 miliar yen (1,06 miliar dolar) dan pangsa pasar mencapai 49,34 persen. Setelah Indonesia, menurut dia, Malaysia menjadi pesaing utama dan menduduki posisi kedua dengan pangsa pasar pada 2004 mencapai 36,68 persen dan untuk periode Januari-November 2005 sebesa 42,31 persen. Volume ekspor plywood Indonesia ke Jepang pada 2004 mencapai 2,45 juta meter kubik atau47,88 persen dari total volume perdagangan plywood negara Matahari Terbit itu. Selain produk kayu, perdagangan pulp kayu Indonesia ke Jepang yang pada 2004 mencapai 8,08 miliar yen (74,64 juta dolar) dengan pangsa pasar 5,41 persen. Indonesia menduduki posisi keempat setelah Kanada, AS, dan Brasil sebagai eksporter pulp dan kertas ke Jepang. Tahun lalu, ekspor pulp kayu Indonesia ke negara itu turun menjadi 6,59 miliar yen dengan pangsa pasar 5,40 persen dan posisinya diambil alih Selandia Baru. Sementara ekspor kertas Indonesia ke Jepang selama Januari-November 2005 mencapai 35,81 miliar yen. Karena itu, kata Fauzi, Jepang masih menjadi pasar tradisional produk ekspor sekto kehutanan Indonesia. Tahun lalu, Negara itu membutuhkan kayu sebesar 88,40 juta meter kubik dan hanya dapat dipasok dari industri dalam negeri sebesar 16,72 juta meter kubik.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006