Jakarta (ANTARA) - Pusat penyelamatan satwa liar di Provinsi Sumatera Utara bertambah dengan hadirnya Sumatran Rescue Alliance, fasilitas yang mulai dibangun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama para mitra pada 2020 dan diresmikan pada 12 Januari 2022.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian di Jakarta, Kamis, Sumatera Utara kini memiliki empat pusat penyelamatan satwa liar, yaitu Pusat Rehabilitasi Orangutan Mbatubelin, Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Barumun, Pusat Penyelamatan Satwa Sibolangit, dan Sumatran Rescue Alliance (SRA) di Kabupaten Langkat.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong mengatakan bahwa pembangunan pusat penyelamatan satwa liar merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi kewajiban melindungi alam.

"Ini merupakan wujud atas kewajiban kita sebagai manusia untuk melindungi alam, saling eksis dan hidup berdampingan dengan satwa, karena tanpa satwa-satwa tersebut maka ekosistem akan terganggu, dan berpotensi memunculkan konflik antara manusia dengan satwa," katanya.

"Hutan tidak diciptakan Tuhan hanya untuk manusia saja, namun juga untuk makhluk ciptaan-Nya yang lain," kata Alue.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh bersama Orangutan Information Center (OIC) dan Orangutan Project membentuk Sumatran Rescue Alliance pada 2020.

Fasilitas Sumatran Rescue Alliance yang dibangun di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, diresmikan oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong pada Rabu (12/1).

Komite Pengarah Sumatran Rescue Alliance Panut Hadisiswoyo mengatakan bahwa Sumatran Rescue Alliance bersama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam melakukan upaya penyelamatan satwa mulai dari penampungan, rehabilitasi, hingga habituasi untuk reintroduksi kembali ke alam liar.

Satwa yang telah diselamatkan oleh pusat penyelamatan satwa liar itu antara lain empat owa ungko (Hylobates agilis), satu owa sarudung (Hylobates lar), 14 siamang (Symphalangus syndactylus), dua orangutan (Pongo abelii), serta tiga beruang madu (Helarctos malayanus).

Baca juga:
BKSDA menyebut jerat mengancam kehidupan satwa liar di Aceh
KLHK: Satwa liar bermunculan di taman nasional selama pandemi


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022