Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan pemindahan tempat hunian warga terdampak bencana akan menerapkan konsep pembangunan Desa Cerdas atau Smart Village yang bertujuan untuk memudahkan kehidupan masyarakat.

"Jadi terpadu, yang disebut Smart Village, yang kami jadikan model karena terjadi semacam relokasi. Itu supaya mereka (warga terdampak) tidak kesulitan," kata Wapres saat berdialog dengan warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Jumat.

Wapres menyebutkan konsep Desa Cerdas tersebut akan menyediakan berbagai fasilitas publik serta fasilitas untuk mengembangkan kegiatan ekonomi bagi masyarakat setempat.

Baca juga: Wapres berpesan pengungsi korban erupsi Semeru jangan merasa sendiri

"Jadi semua dilengkapi, ada pasar, ada fasilitas kesehatan, ada ruang terbuka, ada sekolah, tempat olahraga, bahkan ditempati dengan kandang terpadu untuk sapi; dan sapinya pun sudah disiapkan," jelasnya.

Terkait konsep Desa Cerdas untuk hunian sementara bagi warga terdampak erupsi Gunung Semeru, Wapres menilai pembangunannya sudah ideal untuk masyarakat.

"Saya lihat jalan dari rumah ke rumah cukup lebar, enam sampai delapan meter. Jadi ini seperti perumahan. Ini kampung ideal, Smart Village," tukasnya.

Baca juga: Wapres harap huntara Semeru siap pakai sebelum Lebaran
Baca juga: Wapres Ma'ruf kunjungi lokasi Huntara Semeru


Wapres menilai konsep Desa Cerdas bisa menjadi suatu model bagi perkampungan relokasi bagi masyarakat terdampak bencana di berbagai daerah. Pembangunan konsep Desa Cerdas tersebut memperhatikan kondisi risiko bahaya dampak dari bencana alam di lokasi tersebut.

Seperti di hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) akibat erupsi Gunung Semeru, Wapres meminta penataan jalur aliran sungai akibat lahar dingin pascaerupsi.

"Itu aliran sungai supaya ditata, dilakukan normalisasi, dan jangan sampai ini melebar ke berbagai permukiman agar nanti kalau terjadi (aliran) lahar, nanti tetap berada di jalur itu," ujar Wapres.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022