Ada 10.400 hektare lahan kritis di daerah itu yang dilakukan rehabilitasi dengan pendampingan agar dapat dimanfaatkan masyarakat
Ogan Komering Ulu, Sumsel (ANTARA) - Lembaga Swadaya Masyarakat Jejak Bumi Indonesia (JBI) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, melakukan pendampingan dalam program rehabilitasi kawasan hutan dan lahan di lima kabupaten/kota di Sumsel.

Pendiri JBI Ogan Komering Ulu (OKU), Hendra Setyawan di Baturaja, OKU, Selasa, mengatakan pendampingan rehabilitasi kawasan hutan dan lahan bersama Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai-Hutan Lindung (BPDAS-HL) Musi itu dilakukan di Kabupaten OKU, OKU Selatan, Muaraenim, Lahat dan Kota Pagar Alam.

"Ada 10.400 hektare lahan kritis di daerah itu yang dilakukan rehabilitasi dengan pendampingan agar dapat dimanfaatkan masyarakat," kata dia.

Baca juga: BKSDA Sumsel translokasi gajah liar di OKU Selatan

Wilayah kawasan hutan lindung yang menjadi lokasi pendampingan sebagian besar adalah tanaman pokok jenis kopi, durian, alpukat, nangka, pinang dan tanaman lainnya.

Hendra menjelaskan kegiatan pendampingan RHL tersebut dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelestarian fungsi kawasan hutan agar tetap lestari sekaligus meningkatkan pendapatan dari hasil bumi.

Baca juga: BPBD Ogan Komering Ulu ingatkan warga tiga kecamatan waspada banjir

Baca juga: Jejak Bumi Indonesia OKU Sumsel tanam bibit pohon bambu di DAS Ogan


Dalam kegiatan konservasi tersebut, JBI memberdayakan masyarakat di kawasan itu untuk memperbaiki kondisi kawasan hutan yang rusak dengan menanam pohon produktif.

JBI mendampingi masyarakat agar membangun pola agroforestry di lahan-lahan kritis tersebut dengan menanam berbagai jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

"Dalam program ini kami juga menyediakan puluhan ribu bibit pohon produktif untuk ditanam di lahan kritis, termasuk di daerah aliran sungai (DAS) bersama masyarakat setempat," kata Hendra.

Baca juga: Ratusan rumah warga Desa Kepayang OKU diterjang banjir

Baca juga: 632 rumah warga di OKU Sumsel diterjang banjir

Pewarta: Edo Purmana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022