kita lakukan gerakan menanam tanaman atau pohon energi ini di seluruh unit kerja
Bandung (ANTARA) - PT Indonesia Power mempersiapkan ribuan hektare lahan untuk hutan tanaman energi untuk mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dan mendukung kelestarian lingkungan.

"Indonesia Power juga melakukan gerakan untuk kelestarian alam Indonesia dengan menanam lebih dari 5.000 pohon tanaman energi. Acara penanaman perdana dilakukan serentak di seluruh unit kerja Indonesia power," kata Direktur Utama Indonesia Power, M Ahsin Sidqi seusai acara Penanaman Perdana Hutan Tanaman Energi (HTE) di Desa Cipeundeuy Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu.

Selain untuk mendorong target EBT pada tahun 2025 dan untuk kelestarian lingkungan, gerakan ini juga sebagai langkah nyata untuk mengamankan aset lahan Indonesia Power dari potensi pendudukan oleh pihak yang tidak berhak.

Adapun pohon yang ditanam pada HTE adalah pohon gamal, lamtoro dan kaliandra yang dikenal sebagai pohon energi karena memiliki kandungan energi panas atau nilai kalor masing-masing 4.548 kkal/kg, 4.967 kkal/kg, dan 4.617 kkal/kg.

Selanjutnya biomassa yang dihasilkan dari tanaman energi tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan cofiring pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai campuran batubara untuk dorong target bauran EBT 23 persen pada tahun 2025.

M Ahsin Sidqi mengatakan Indonesia Power sebagai bagian dari PLN Grup yang merupakan Badan Usaha Milik Negara tentunya sangat mendukung segala sesuatu yang ditargetkan pemerintah, terutama dalam lingkup kerja Indonesia Power untuk meningkatkan EBT yang salah satunya dengan mengoptimalkan cofiring, juga tentunya untuk menjaga kelestarian lingkungan.

"Maka dari itu kita lakukan gerakan menanam tanaman atau pohon energi ini di seluruh unit kerja," kata M Ahsin Sidqi

Gerakan ini juga dilatarbelakangi terkait dengan target bauran energi nasional untuk EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025 yang dicanangkan pemerintah juga terhadap komitmen yang disampaikan pada COP21 Paris Agreement yaitu target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen terhadap business as usual (BAU).

Selain itu, juga terkait komitmen Indonesia dalam memberikan kontribusi terhadap solusi perubahan iklim global dalam United Nations Framework Covention on Climate Change (UNFCCC).

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian LHK, Sigit Reliantoro yang juga hadir mengapresiasi kegiatan tersebut.

Menurut Sigit, kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia Power sejalan dengan program Proper yang juga mendorong perusahaan untuk melaksanakan kegiatan yang memiliki unsur inovasi sosial.

Dia mengatakan Indonesia Power harus menjadi paripurna, karena bukan hanya kegiatan menanam tetapi juga harus menjaga lahannya pada titik titik lokasi konflik.

"Karena setinggi-tingginya derajat manusia harus membantu lahan di daerah konflik itu juga suatu tantangan yang menjadikan Indonesia Power mendapatkan Proper Emas," kata Sigit.

Baca juga: PLTA Saguling beri tegangan pertama saat mati lampu total di Jawa
Baca juga: Sistem GTCC dukung penyediaan energi bersih di Indonesia
Baca juga: PLN resmikan pusat informasi FABA

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022