Hotel menjadi leading indikator pertumbuhan ekonomi, kalau ini meningkat berarti mulai menggeliat ekonominya
Solo (ANTARA) - Kota Solo, Jawa Tengah menargetkan peningkatan lama menginap wisatawan usai pandemi COVID-19 dengan menyelenggarakan sejumlah kegiatan, salah satunya Hotel Expo 2022.

"Diharapkan kegiatan ini bisa mengangkat tingkat hunian kamar, utamanya hotel-hotel di Soloraya," kata Ketua PHRI Surakarta Abdullah Suwarno pada pembukaan Hotel Expo 2022 di Mal Paragon Solo, Rabu.

Ia juga berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan koordinasi antaranggota di PHRI.

"Jadi mereka bisa saling bantu, seperti jika hotel mereka penuh bisa merekomendasikan hotel lain. Harapannya kegiatan ini juga bisa dilakukan dari tahun ke tahun," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Aryo Widyandoko mengatakan saat ini lama menginap para wisata yang masuk ke Solo sekitar 1,47 hari. Sesuai dengan target Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming, diharapkan lama menginap atau lenght of stay ini bisa meningkat menjadi 2,5 hari.

"Destinasi wisata menjadi PR (pekerjaan rumah) kami untuk meningkatkan lenght of stay ini," katanya.

Terkait hal itu, Pemerintah Kota Surakarta sudah menyiapkan sejumlah rencana, seperti perbaikan Taman Balekambang yang dimulai pertengahan tahun ini dan menambah event yang diselenggarakan di Keraton Solo. Selain itu, akan diselenggarakan juga berbagai event menarik dengan melibatkan komunitas.


Baca juga: Rendahnya lama menginap wisatawan jadi PR Pemkot Surakarta

"Untuk paket wisata teman-teman juga sudah menyiapkan, salah satunya dengan memanfaatkan kendaraan wisata berbasis listrik. Harapannya target peningkatan lenght of stay ini bisa tercapai tahun ini," katanya.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo mengatakan sejauh ini pemerintah cukup optimistis dengan kondisi perekonomian dalam negeri.

"Meski saat ini ada desas-desus Omicron, tetapi ini beda ketika ada Delta varian, artinya masyarakat sudah optimistis. Mulai menyesuaikan diri dengan pandemi, ekonomi jalan namun masyarakat tetap sehat," katanya.

Ia mengatakan BI cukup fokus terhadap perkembangan pariwisata mengingat lembaga tersebut juga memiliki tugas menjaga stabilitas ekonomi makro.

"Pariwisata sangat dekat dengan pertumbuhan ekonomi. Hotel menjadi leading indikator pertumbuhan ekonomi, kalau ini meningkat berarti mulai menggeliat ekonominya," katanya.


Baca juga: Jumlah wisatawan ke Solo terealisasi 2 juta orang

Selain itu, dikatakannya, sektor pariwisata juga memiliki keterkaitan erat dengan kestabilan nilai tukar. Ia mengatakan jika masyarakat lebih banyak bertransaksi dengan menggunakan mata uang rupiah salah satunya dengan banyak melakukan perjalanan wisata di dalam negeri maka akan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Terkait dengan pelaksanaan Hotel Expo yang diselenggarakan dari tanggal 19-23 Januari tersebut, ketua panitia Veronica Lahji mengklaim event Hotel Expo kali ini berbeda dengan tahun lalu. Ia mengatakan pada tahun ini 25 hotel yang menjadi peserta ekspo tidak hanya fokus pada paket event pernikahan dan MICE tetapi juga paket wisata.

"Tujuannya, meningkatkan kunjungan pariwisata di Kota Solo sekaligus okupansi hotel sebagai tempat menginap wisatawan. Kami juga mengadakan table top dengan mendatangkan sekitar 41 buyer dari Jogja dan Semarang dari travel, government, dan company," katanya.


Baca juga: Asita prediksikan kenaikan jumlah wisatawan akhir tahun ke Solo
Baca juga: Tingkat kunjungan Taman Balekambang mulai meningkat

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022