Jakarta (ANTARA) - Direktur C Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Marsekal Pertama Frederick Situmorang, menekankan pentingnya kerja sama intelijen dari berbagai institusi terkait untuk mengatasi tantangan stabilitas politik dan keamanan nasional yang bersifat multidimensi.

“Munculnya ancaman-ancaman yang bersifat multidimensi sebagai akibat dari dinamika lingkungan strategis, akan sangat tidak mungkin untuk diprediksi oleh agensi intelijen tunggal,” kata dia.

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika memberi paparan pada seminar nasional bertajuk “Penguatan Pengelolaan Perbatasan dalam Perspektif Kolaborasi Manajemen Perbatasan” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Pusdatin KumHam, dan dipantau dari Jakarta, Rabu.

Baca juga: Menhan: pertukaran intelijen penting berantas ISIS

Ia mengatakan, tidak ada satu pun agensi intelijen yang dapat melihat gambaran utuh mengenai suatu peristiwa atau fenomena. Oleh karena itu, Frederick merasa sangat penting untuk membangun sinergisitas antar-instansi.

“Maka pengambilan keputusan oleh Pimpinan dapat dilakukan secara optimal, terpadu, dan tepat sasaran karena didasari oleh intelijen yang reliable atau terpercaya,” ucap dia.

Sinergisitas aparat intelijen, menurut Frederick, merupakan salah satu kunci yang berkontribusi besar untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.

Baca juga: Intelijen TNI AL diminta perluas kerja sama demi perkuat kinerja

Pemerintah dapat mempelajari hal tersebut melalui sejarah berdirinya Homeland Security di Amerika Serikat setelah peristiwa 911 atau serangan teroris yang menghancurkan menara kembar World Trade Center (WTC) di New York.

Lebih lanjut, melalui sinergisitas intelijen, akan terbentuk kesamaan visi dan misi antar-aparat intelijen untuk meningkatkan interoperabilitas, efektivitas, dan efisiensi dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan tugas pokok.

Baca juga: Indonesia-Rusia jajaki kerja sama intelejen

“Hal ini dapat dipelajari dari undang-undang keamanan nasional yang dimiliki oleh negara-negara di luar Indonesia, seperti Internal Security Act yang ada di Malaysia atau Patriot Act yang ada di Amerika Serikat,” tutur Frederick.

Melalui sinergisitas intelijen yang kuat, maka pemerintah dapat memperoleh masukan yang komprehensif tentang analisa lingkungan strategis dalam rangka menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan.

“BAIS TNI akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai agen intelijen lainnya pada masa-masa mendatang,” kata dia.

Baca juga: Indonesia-Australia sepakati kerja sama intelijen

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022