Benar-benar tidak banyak perlindungan yang kami yakini akan diberikan kepada para atlet
Jakarta (ANTARA) - Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch memperingatkan para atlet yang melakukan perjalanan ke Olimpiade Beijing bulan depan untuk tidak berbicara soal isu hak asasi manusia saat berada di China untuk keselamatan mereka sendiri.

Sejumlah organisasi hak manusia telah lama mengkritik Komite Olimpiade Internasional (IOC) karena memberikan Olimpiade kepada China, mengutip perlakuan pemerintah China terhadap Uighur dan kelompok minoritas muslim lainnya, yang dianggap Amerika Serikat sebagai genosida. Namun, China menyangkal tuduhan tersebut.

"Benar-benar tidak banyak perlindungan yang kami yakini akan diberikan kepada para atlet," kata direktur jenderal grup Global Athlete, Rob Koehler, dikutip dari Reuters, Rabu.

Baca juga: Penjualan tiket Winter Olympic untuk umum dihentikan

"Jadi kami menyarankan para atlet untuk tidak angkat bicara. Kami ingin mereka bersaing dan menggunakan suara mereka ketika mereka pulang."

Aturan Rule 50 Piagam Olimpiade menyatakan bahwa "tidak ada jenis demonstrasi atau propaganda politik, agama atau rasial yang diizinkan di lokasi, venue atau area Olimpiade mana pun."

Namun, pemain ski lintas alam yang mewakili AS di Olimpiade Musim Dingin 2014 dan 2018, Noah Hoffman, mengatakan bahwa para atlet harus merasa bebas untuk berbicara tentang masalah yang penting bagi mereka, di mana pun tempatnya.

"Harus ada perlindungan menyeluruh bagi setiap atlet yang berbicara kapan saja tentang masalah hak asasi manusia," kata Hoffman.

Olimpiade Musim Dingin Beijing akan digelar 4 Februari hingga 20 Februari 2022.

Baca juga: Sebar isu soal Olimpiade Musim Dingin, dua warga Beijing ditangkap
Baca juga: Omicron di China meluas, Beijing diisukan lockdown saat Winter Olympic
Baca juga: Atlet-atlet Belanda kabarnya dilarang bawa ponsel dan laptop ke China

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022