Melihat perkembangan valuasi dari perusahaan teknologi dengan tingkatan unicorn maupun centaur, tentunya kami tetap optimistis adanya kontribusi positif yang dapat diberikan terhadap peningkatan kapitalisasi pasar...
Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih meyakini masuknya perusahaan teknologi berstatus unicorn dapat meningkatkan kapitalisasi pasar di bursa dan berdampak positif bagi perkembangan pasar modal.

"Melihat perkembangan valuasi dari perusahaan teknologi dengan tingkatan unicorn maupun centaur, tentunya kami tetap optimistis adanya kontribusi positif yang dapat diberikan terhadap peningkatan kapitalisasi pasar BEI apabila perusahaan-perusahaan unicorn dan centaur tercatat nantinya," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, optimisme tersebut tidak lepas dari faktor perkembangan kondisi kenormalan baru yang semakin kondusif dan pemulihan ekonomi nasional yang juga diharapkan dapat menjadi penggerak untuk mendorong korporasi berekspansi melalui pendanaan dari pasar modal.

Kendati demikian, ia berharap peningkatan kapitalisasi pasar modal dalam negeri juga tidak hanya didorong oleh perusahaan-perusahaan dari sektor teknologi, tapi juga sektor lain.

"Harapan kami peningkatan kapitalisasi pasar juga dapat berasal dari perusahaan-perusahaan lain dari berbagai karakteristik dan sektor usaha," ujar Nyoman.

Untuk itu, kata dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama SRO pasar modal juga bersikap adaptif terhadap perkembangan bisnis dan industri perusahaan-perusahaan di Tanah Air dengan melaksanakan beberapa inisiatif.

Baca juga: Menengok optimisme pasar modal Indonesia sebagai rumah bagi "unicorn"

Inisiatif tersebut antara lain pengembangan klasifikasi sektor dan industri, terbitnya peraturan OJK No. 22/POJK.04/2021 tentang Saham Hak Suara Multipel (SHSM), perubahan Peraturan Bursa Nomor I-A, dan pengembangan notasi khusus SHSM.

Inisiatif lainnya yaitu IDX Incubator yang memiliki Road-to-IPO yang bertujuan memberikan program pembangunan kapasitas dalam rangka mengakselerasi rencana perusahaan rintisan atau startup serta perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah untuk melakukan IPO dan menjadi perusahaan tercatat di BEI.

Nyoman berharap dengan adanya inisiatif dan kebijakan adaptif dari OJK bersama SRO tersebut, dapat memacu lebih banyak perusahaan memanfaatkan pasar modal Indonesia.

"BEI selalu berkomitmen mendukung seluruh perusahaan-perusahaan potensial di Indonesia untuk tumbuh bersama dan optimis bahwa tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya." ujar Nyoman.

Pada 2021 PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menjadi unicorn pertama yang masuk ke bursa. Pada perdagangan perdananya, saham BUKA langsung menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA) melonjak 24,74 persen dari harga IPO Rp850 per saham menjadi Rp1.060 per saham. Kapitalisasi pasar BUKA saat itu juga langsung mencapai Rp109 triliun.

Pada perdagangan Kamis (20/1) saham BUKA berada di posisi Rp386 per saham. Kapitalisasi pasar BUKA saat ini mencapai Rp39,78 triliun.

Baca juga: Banyak diminati, investor disarankan tetap cermati prospek Bukalapak

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022