Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan bahwa usulan diskresi atau kelonggaran karantina untuk pelaku olahraga dari luar negeri tidak hanya berlaku untuk multievent yang akan digelar tahun ini, tetapi juga MotoGP di Mandalika pada Maret mendatang.

Diskresi tersebut berupa kewenangan menjalani karantina dengan kebijakan yang berbeda, seperti karantina dengan menerapkan sistem gelembung yang biasa digunakan dalam kejuaraan olahraga internasional.

Karantina sistem seperti itu sudah diterapkan dalam rangkaian Indonesia Badminton Festival di Bali pada November-Desember 2021.

Okto, sapaan akrab Raja Sapta, menilai kebijakan diskresi ini penting untuk atlet agar mereka bisa tetap latihan selama karantina. 

Baca juga: Federasi olahraga kompak minta kelonggaran karantina untuk atlet 

Tak hanya itu, kebijakan masa karantina juga dinilai menyulitkan perwakilan organisasi olahraga internasional yang berencana ke Indonesia dalam rangka meninjau kesiapan tuan rumah dalam menggelar kejuaraan.

“Selain itu juga agar event-event yang rencananya digelar di Indonesia bisa tetap digelar di sini sehingga mereka bisa meninjau lokasi dan kesiapan-kesiapan,” kata Okto di sela Rapat Kerja KOI di Jakarta, Kamis.

“Di bulan Maret bukan hanya MotoGP, tetapi juga Piala Davis. Nanti ada juga Piala Dunia Panjat Tebing dan esports. Kebijakan itu bisa dipakai rata karena sistem gelembung ini yang paling ideal, karena sudah ada referensinya,” tambah dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Chandra Bhakti mengatakan pihaknya saat ini hanya bisa menampung usulan tersebut. 

Baca juga: Menpora segera bawa usulan diskresi karantina kepada Presiden Jokowi 

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali akan segera membahas usulan tersebut dalam rapat terbatas bersama lintas kementerian dan Presiden Joko Widodo.

“Dalam paparan KOI sudah sangat jelas, bagaimana kebijakan pemerintah terkait karantina ini tetap kita patuhi, tapi kita juga tetap bisa melaksanakan event-event di Indonesia. Ini yang sedang dilakukan permohonan usulan kepada presiden,” ucap Chandra.

“Kita tidak bicara karantina masalah satu cabang olahraga, tetapi keseluruhan cabang yang ikut event di luar maupun saat kita jadi tuan rumah. Kami akan cari solusinya. Kita harus memberi pelayanan yang baik kepada kontingen di luar,” tutup dia.

Indonesia memiliki agenda olahraga yang padat sepanjang tahun ini, di antaranya MotoGP, IESF 14th Esports World Championships, Piala Dunia Panjat Tebing dan turnamen bulu tangkis Indonesia Masters dan Indonesia Open. 

Atlet-atlet Merah Putih juga dijadwalkan mengikuti lima agenda multievent, yaitu SEA Games Hanoi (12-23 Mei), Islamic Solidarity Games Konya (9-18 Agustus), Asian Games Hangzhou (10-25 September), serta Asian Youth Games Shantou (20-28 Desember). Ada pula rencana Indonesia untuk menjadi tuan rumah ASEAN Para Games 2022. 

Baca juga: KOI usulkan diskresi karantina untuk pelaku olahraga dari luar negeri 
 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2022