Jakarta (ANTARA) - Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat Abdul Rauf Gaffar 
mengemukakan, pembangunan sumur resapan atau drainase vertikal bukan hanya berfungsi sebagai pengendali banjir maupun menghilangkan genangan.

"Sumur resapan itu kan bukan untuk pengendalian banjir saja. Itu untuk konservasi air. Bukan berarti menghilangkan genangan," kata Abdul Rauf saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pengendalian banjir tidak bisa hanya mengandalkan sumur resapan. Pembangunan sumur resapan bertujuan sebagai konservasi atau menampung air hujan.

Rauf menjelaskan, banjir di sembilan lokasi wilayah Jakarta Pusat pada Selasa (18/1) dipengaruhi oleh intensitas curah hujan yang tinggi, luapan air dari Kali Sunter hingga "back water" atau berbaliknya air.

Salah satu ruas jalan yang terdampak, yakni Jalan Jenderal Suprapto dan Jalan Ahmad Yani, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dengan tinggi genangan mencapai 70 cm.

Para petugas pun memompa hingga pukul 18.30 WIB, sebelum akhirnya jalan bisa dilalui kembali.

"Rata-rata di bawah 1 jam sudah surut, cuma memang yang di area (Jalan) Suprapto agak lama. Jam setengah 7 bisa buka satu jalur lambat," kata dia.

Ia menambahkan, kesiagaan pompa yang membuat air cepat surut. Setidaknya ada 23 rumah pompa dan 95 pompa stasioner di Jakarta Pusat.
Baca juga: Sumur resapan telah dibangun di 266 lokasi di Kepulauan Seribu
Baca juga: Kelurahan Cipinang Melayu siagakan sarana untuk hadapi banjir

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022