Dari total peningkatan arus FDI global pada tahun 2021 (718 miliar dolar AS), lebih dari 500 miliar dolar AS, atau hampir tiga perempat, tercatat di negara maju....
Jenewa (ANTARA) - Aliran investasi asing langsung (FDI) global menunjukkan rebound yang kuat pada 2021, melonjak 77 persen menjadi sekitar 1,65 triliun dolar AS, dari 929 miliar dolar AS pada 2020, melampaui tingkat pra-COVID- 19, menurut laporan terbaru oleh Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD).

Dalam Investment Trends Monitor terbaru yang diterbitkan pada Rabu (19/1/2022), badan perdagangan dan pembangunan PBB yang berbasis di Jenewa itu memperkirakan bahwa pemulihan tetap sangat tidak merata, pembiayaan infrastruktur naik karena paket stimulus pemulihan, tetapi aktivitas greenfield investment tetap lemah di seluruh sektor industri.

Greenfield investment adalah investasi dalam bentuk pendirian unit-unit produksi baru di mana modal asing sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan atau investor asing di negara penerima investasi tersebut

Baca juga: Kawasan ASEAN dinilai butuh investasi asing jaga ketahanan pangan

“Dari total peningkatan arus FDI global pada tahun 2021 (718 miliar dolar AS), lebih dari 500 miliar dolar AS, atau hampir tiga perempat, tercatat di negara maju. Ekonomi berkembang, terutama negara-negara kurang berkembang (LDC) melihat pertumbuhan pemulihan yang lebih moderat," kata laporan itu.

Pemulihan arus investasi ke negara-negara berkembang menggembirakan, tetapi stagnasi investasi baru di negara-negara kurang berkembang di industri yang penting untuk kapasitas produktif, dan sektor-sektor utama Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) - seperti listrik, makanan atau kesehatan - merupakan penyebab utama kekhawatiran," kata Sekretaris Jenderal UNCTAD Rebeca Grynspan.

Laporan itu mengatakan kepercayaan investor kuat di sektor infrastruktur, didukung oleh kondisi pembiayaan jangka panjang yang menguntungkan, paket stimulus pemulihan dan program investasi luar negeri. Sebaliknya, kepercayaan investor terhadap industri dan rantai nilai global masih lemah. Pengumuman proyek greenfield investment praktis datar.

Baca juga: Shanghai catat rekor FDI tertinggi pada tahun 2021

Didorong oleh FDI jasa-jasa yang kuat, China melihat pada tahun 2021 peningkatan arus masuk 20 persen, mencapai rekor 179 miliar dolar AS, kata laporan itu.

Prospek FDI global pada tahun 2022 adalah positif, tetapi rebound tingkat pertumbuhan tahun 2021 tidak mungkin terulang, menurut laporan tersebut.

"Investasi baru di bidang manufaktur dan rantai nilai global tetap pada tingkat yang rendah, sebagian karena dunia berada dalam gelombang pandemi COVID-19 dan karena meningkatnya ketegangan geopolitik," kata James Zhan, direktur investasi dan perusahaan di UNCTAD.

"Selain itu, butuh waktu untuk investasi baru terjadi. Biasanya ada jeda waktu antara pemulihan ekonomi dan pemulihan investasi baru di bidang manufaktur dan rantai pasokan," tambah Zhan.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022