Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Jumlah kematian ibu melahirkan dan bayi tahun 2011 di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ,menurun dibanding tahun sebelumnya.

"Untuk tahun 2011 angka kematian terhadap bayi sudah cukup menurun. Tercatat bayi yang meninggal 56 dan kematian terhadap ibu mencapai 26 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Ari Muharman Boestari di Cikarang, Bekasi, Senin.

Kematian ibu melahirkan dan bayi tertinggi terjadi pada tahun 2007. Dengan jumlah meninggal 56 ibu melahirkan dan 111 bayi. Jumlah tersebut terus mengalami penurunan sampai tahun 2010.

Menurut Ari, angka tersebut termasuk rendah jika dibandingkan dengan angka nasional yang dilansir World Health Organization (WHO). Data WHO, angka kematian pada ibu mencapai 38 kasus per 100 ribu kelahiran.

Sedangkan angka kematian pada bayi 39 kasus per seribu kelahiran. Sementara di Kabupaten Bekasi, angka kematian pada bayi 11 kasus per 100 ribu kelahiran.

"Kasus kematian pada ibu melahirkan dan bayi lebih banyak disebabkan karena preeclampsia. Penyebab ini baru diketahui setelah Dinas Kesehatan melakukan penelitian intensif," kata Ari.

Ari mengatakan, preeclampsia adalah keracunan pada kehamilan yang disebabkan oleh gagalnya pembentukan jaringan korier sehingga meningkatkan tekanan darah terhadap ibu.

"Resiko kematian yang disebabkan preeclampsia akan sangat tinggi jika penanganan secara medisnya terlambat atau kurang bagus," kata Ari.

Untuk itu, Ari mengimbau kepada kaum perempuan untuk menggunakan jasa tenaga medis pada saat melahirkan.

Dinas Kesehatan, kata Ari, sudah mengintruksikan kepada seluruh Puskesmas untuk memberi imbauan kepada masyarakat agar tidak menggunakan jasa paraji (dukun beranak).

"Ini penting untuk memastikan keselamatan ibu dan anak. Sebab penanganannya secara medis," kata Ari.

Agar memudahkan masyarakat, Dinas Kesehatan sudah menyediakan program Jaminan Kehamilan dan Persalinan (Jampersal) secara gratis, sebagai upaya menyelamatkan ibu yang melahirkan dan anaknya.

"Perlu ada sinergis antara Paraji dan bidan. Setiap pasien yang datang ke paraji harus direkomendasikan ke bidan terdekat di lingkungan sekitar," demikian Ari.

(ANT-294/R010)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011