Jakarta (ANTARA) - Film dokumenter baru Kanye West yang memperlihatkan momen-momen "candid" dalam hidupnya tayang perdana di festival film Sundance, Minggu waktu setempat, hanya beberapa hari setelah sang rapper meminta Netflix mengizinkannya mengedit ulang film yang telah rampung.

Bagian pertama "jeen-yuhs: A Kanye Trilogy" tayang secara daring lewat streaming di Sundance, mengisahkan rasa frustrasi Kanye saat berusaha berubah dari produser muda menjadi seorang rapper.

Film ini juga menunjukkan Kanye West secara kikuk melepas retainer di depan kamera, kesal karena diremehkan gara-gara tumbuh di pinggiran kota, dan berbagi momen manis bersama mendiang ibunya, Donda.

Dalam unggahan Instagram, Jumat, Kanye West yang kini dikenal sebagai Ye, menulis bahwa dia harus mendapatkan persetujuan untuk mengedit lagi dokumenter sebelum dirilis pada 16 Februari di Netflix.

"Buka lagi segera ruangan edit jadi saya bisa bertanggungjawab atas film saya sendiri," katanya di unggahan yang telah disukai 1,5 juta kali.

Baca juga: Ye berencana adakan pertunjukan di Rusia dan bertemu Presiden Putin

Baca juga: Ye kerjakan album "Donda 2"


Dikutip dari Reuters pada Senin, proyek ini dimulai oleh sineas Clarence Simmons, yang mulai mengikuti Kanye West dengan kamera di Chicago pada 2001, penasaran seberapa jauh sang produser rap muda ini akan berkembang.

Simmons kemudian mengumpulkan 320 jam rekaman dalam kurun dua dekade.

Dalam panel virtual selepas penayangan, Simmons mengatakan West membiarkannya bekerja, tapi dia juga harus meyakinkan sang musisi tentang hasil akhirnya.

"Ketika saya bertemu dengan Kanye saya bertanya, 'kau harus mempercayaiku, seperti kau mempercayaiku merekam dirimu selama ini."

Dengan durasi 4,5 jam dari total tiga episode, "jeen-yuhs" (dibaca jenius) memperlihatkan perkembangan Kanye West menuju ketenaran, isu masalah kesehatan, dukungannya untuk Donald Trump dan upaya mengajukan diri menjadi presiden Amerika Serikat.

Episode pertama menggambarkan pertemuan pertama Simmons dengan West di pesta Chicago pada 1998, dan keputusannya untuk mendokumentasikan karier West setelah pria yang kala itu masih jadi produser itu berkontribusi dalam "Izzo (H.O.V.A.) Jay-Z.

West kemudian pindah ke New York untuk masih ke label milik Jay-Z, tapi sulit meyakinkan para bos bahwa ia bisa jadi rapper yang bisa menjual karyanya di publik walau tanpa latar belakang "hardcore" yang biasa dimiliki rapper ternama.

"Kau tak mendukungku karena saya tak pernah bunuh orang?" dia bertanya kepada jurnalis musik sambil mengemudi di New York pada malam hari.

Dalam adegan lain, West dan kamera tiba di kantor label, di saat dia menyanyikan "All Falls Down" untuk menghibur para pekerja di mejanya, dan seorang resepsionis salah mendengar namanya sebagai "Cayenne".

Kanye West muda dalam film itu mengatakan proses dokumenter ini terasa "sedikit narsistik".

Simmons dan ko-sutradara Chike Ozah telah menyutradarai beberapa film bersama sebelum "jeen-yuhs", tapi tetap menyiapkan film dokumenter Kanye West.

"Tahun 2006 kami menawarkannya dan Kanye belum siap," kata Simmons.

"Dia tidak mau dunia melihat apa yang dia lewati."

Baca juga: Julia Fox dan Kanye West tampil serba denim di Paris Fashion Week

Baca juga: Julia Fox minta maaf usai singgung Peter Artemiev di media sosial

Baca juga: Kanye West rilis single bertajuk "Eazy"

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022