Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang berbalik arah dari penurunan sesi pagi menjadi ditutup lebih tinggi pada Senin, karena investor memburu saham-saham murah setelah ekuitas berjangka AS naik, meskipun kenaikannya dibatasi oleh kehati-hatian menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu ini.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) menguat 0,24 persen atau 66,11 poin menjadi berakhir di 27.588,37 poin. Pada awal sesi indeks acuan jatuh 1,2 persen setelah S&P 500 dan Nasdaq membukukan penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2020 pekan lalu. Indeks Topix yang lebih luas naik 0,14 persen menjadi 1.929,87 poin.

Sebagai tanda bahwa aksi jual AS mungkin telah berlebihan, indeks berjangka Nasdaq meningkat lebih dari 0,8 persen selama jam perdagangan Asia.

"Ada permintaan selama saham murah karena prospek ekonomi tetap positif," kata Jun Morita, manajer umum departemen riset di Chibagin Asset Management. "Juga keuntungan di berjangka AS mendukung sentimen investor."

Pembuat peralatan pembuat chip Tokyo Electron dan pemilik jaringan toko pakaian Uniqlo, Fast Retailing memimpin kenaikan di Nikkei, masing-masing terangkat 1,62 persen dan 1,17 persen.

Pembuat kamera Canon terdongkrak 2,02 persen setelah laporan bahwa laba bersih tahunannya akan melonjak 20 persen. Sementara itu, rekannya Nikon bertambah 2,8 persen.

Perusahaan eksplorasi minyak menguat di tengah kenaikan harga minyak, dengan Inpex melonjak 4,57 persen.

Perusahaan pelayaran juga menguat, dengan Kawasaki Kisen melambung 6,24 persen menjadi top gainer di Nikkei.

Ada 148 saham mencatat kenaikan pada indeks Nikkei melawan 74 saham yang mencatat penurunan.

Volume saham yang diperdagangkan di papan utama bursa mencapai 1,08 miliar, dibandingkan dengan rata-rata 1,09 miliar dalam 30 hari terakhir.

Baca juga: Saham Australia ditutup di terendah 8 bulan jelang pertemuan Fed AS
Baca juga: Dolar stabil jelang pertemuan Fed, bitcoin dekat terendah 6 bulan
Baca juga: Emas datar di perdagangan Asia jelang pertemuan Federal Reserve

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022