Ada senyawa anti malarianya, yang membunuh nyamuk anopheles yang menjadi penyebab penyakit..
Lombok Timur, NTB (ANTARA News) - Sebanyak 23 desa pantai pada tujuh kecamatan di Kabupaten Lombok Timur, NTB, dikategorikan masuk daerah endemis malaria. Dinas kesehatan setempat melakukan berbagai upaya mencegah penyakit akibat gigitan nyamuk itu menyerang warga di desa pantai tersebut.

"Kami telah menyalurkan bantuan kelambu anti malaria kepada masyarakat di 23 desa pantai di Lombok Timur 57.000 kelambu, bahkan dalam waktu dekat ini juga kami akan mendistribusikan tambahan bantuan kelambu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur,  HM Soroto, kepada di Selong, Kamis.

Ia mengatakan, kelambu yang dibagi-bagikan itu bukan sembarang kelambu. "Ada senyawa anti malarianya, yang membunuh nyamuk anopheles yang menjadi penyebab penyakit," katanya.

Dia berharap bantuan kelambu itu diharapkan bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat yang ada di wilayah pesisir pantai yang endemis malaria.

"Untuk mencegah malaria itu, kami juga melakukan pemeriksaan darah kepada warga yang dicurigai terkena penyakit malaria dan mengobati warga yang terserang penyakit akibat gigitan nyamuk anopheles itu," ujarnya.

Warga yang menderita penyakit malaria di Kabupaten Lombok Timur tersebut, hampir seluruhnya berada di pinggir pantai yang merupakan kawasan endemis malaria.

"Dalam upaya mencegah meluasnya penyakit malatia tersebut, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan perlu ditingkatkan agar mereka terhindar dari penyakit tersebut," ujar Soroto.

Ia menambahkan penyakit malaria itu muncul karena di desa pantai di Lombok Timur banyak laguna yang menjadi tempat berkembangbiak nyamuk. Karena itu pihaknya akan menanamkan pohon bakau di laguna yang ada di kawasan desa pantai," katanya.

"Ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah agar kasus penyakit malaria tidak semakin meningikat di desa pantai adalah dengan menanamkan pohon bakau di pinggir pantai," ujarnya.
(ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011