Hong Kong (ANTARA News/AFP) - Satu televisi penyiaran Hong Kong pada Kamis meminta maaf secara terbuka dan menyatakan menarik berita tak cermat bahwa mantan Presiden China Jiang Zemin meninggal.

"Kami minta maaf kepada penonton, Jiang Zemin dan keluarganya," kata Asia Television Ltd (ATV), salah satu dari dua penyiaran gratis di kota China selatan itu, dalam pernyataan satu alinea.

Penyiaran itu mengutip sumber yang tak ditentukan dan melaporkan pada Rabu malam bahwa mantan pemimpin China berusia 84 tahun tersebut meninggal.

Badan itu menyatakan akan mengudarakan acara khusus satu jam tentang Jiang, tapi kemudian membatalkannya.

Spekulasi muncul pada akhir pekan lalu bahwa Jiang mungkin sakit parah setelah tidak muncul pada perayaan menandai 90 tahun Partai Komunis.

Kantor berita negara Xinhua pada Kamis membantah laporan tentang Jiang -yang dilaporkan masih memegang banyak kekuasaan di tempat khusus partai- meninggal dan menyatakannya "murni gosip", dengan mengutip "sumber berwenang".

Selain ATV, harian Jepang "Sankei Shimbun" juga melaporkan bahwa Jiang meninggal di Beijing, dengan mengutip "sumber dalam hubungan Jepang-Cina".

Jiang mundur dari presiden negara itu pada 2003 setelah memimpin lebih dari satu dasawarsa dengan pertumbuhan cepat ekonomi, yang ditandai dengan kekurangan reformasi politik.

Ketidakhadirannya pada ulang tahun partai sangat mencolok pada saat banyak pensiunan pemimpin partai dan pemimpin lain negara -termasuk mantan perdana menteri Li Peng dan Zhu Rongji- hadir pada pesta di Balai Agung Rakyat di pusat kota Beijing tersebut.

Pada Rabu, pencarian namanya dan istilah lain, seperti, "miokard

infark" dan "belasungkawa" di layanan sosial Weibo, seperti, Twitter ditutup, dalam sensor menyiratkan penghentian keterangan bocor keluar.

China secara teratur menyensor isi jaringan, yang dianggap peka secara politik.

Itu termasuk kesehatan pemimpin, yang dianggap rahasia negara, tampaknya karena kekuatiran dapat mempengaruhi ketenangan di dalam partai.

Pencarian Weibo masih ditutup pada Kamis, setelah media Hongkong dan Jepang melaporkan bahwa mantan presiden Cina itu meninggal.(*)

(Uu.C/B002/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011