mengatasnamakan kelompok tertentu kemudian menimbulkan kegaduhan
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang bersama para tokoh lintas agama berupaya untuk mempererat kerukunan yang selama ini telah terjalin di wilayah tersebut dengan mengedepankan sikap toleransi antar umat beragama.

Wali Kota Malang Sutiaji di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan bahwa pertemuan dengan para tokoh lintas agama di wilayah Kota Malang itu, bertujuan agar para tokoh tersebut bisa terus memupuk rasa toleransi antar umat beragama pada tingkat paling rendah.

"Tokoh lintas agama yang dikumpulkan, tentu karena mereka punya umat dan menyampaikan kepada umat mereka untuk terus memupuk kerukunan," kata Sutiaji.

Sutiaji menjelaskan, selain itu, pertemuan bersama tokoh lintas agama yang ada di wilayah tersebut juga bertujuan untuk menjaga kondusivitas di tengah munculnya isu-isu intoleran yang saat ini banyak beredar.

Baca juga: Kemenag harap penyuluh agama bertransformasi sampaikan pesan keagamaan

Baca juga: Ma'ruf Amin harap rumah ibadah enam agama berdekatan bukan cuma simbol


Menurut dia, kondusivitas kerukunan antar umat beragama di wilayah Kota Malang harus terus dijaga mengingat pada kota terbesar kedua di Jawa Timur itu memiliki berbagai lapisan masyarakat yang berasal dari berbagai daerah dan agama yang berbeda-beda pula.

"Pertemuan ini untuk menyatukan visi dalam menjaga kondusivitas Kota Malang, karena sekarang ada isu-isu intoleran yang berkembang," kata Sutiaji.

Dalam upaya untuk terus menciptakan kerukunan antar umat beragama, lanjutnya, Pemerintah Kota Malang juga secara rutin melakukan pertemuan masyarakat bersama warga Kota Malang yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat.

"Saya juga selama ini berkeliling, seperti saat Subuh atau juga pada saat pelaksanaan shalat Jumat. Selain itu juga ke pondok pesantren, gereja dan lainnya," ujarnya.

Ia menambahkan, meskipun Pemerintah Kota Malang terus melakukan upaya untuk menjaga kondusivitas antar umat beragama tersebut, diakuinya, ada pihak-pihak yang mengatasnamakan kelompok tertentu yang bisa membuat kegaduhan di masyarakat.

"Kadang masih ada yang mengatasnamakan kelompok-kelompok tertentu, itu kemudian menimbulkan kegaduhan. Sehingga, penting bagi kami untuk terus bersinergi," ujarnya.

Baca juga: PBNU dorong kesadaran toleransi beragama tumbuh di tengah masyarakat

Baca juga: INFID: Penolakan kekerasan bermotif agama naik tapi rentan intoleran

 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022