Masalah kesehatan ini, seperti dikutip dari WebMD, Jumat, bukan tentang kebiasaan seperti menggigit kuku atau memikirkan pikiran negatif.
Meskipun penderita mungkin tidak ingin memikirkan atau melakukan hal-hal seperti mencuci tangan terus menerus usai menyentuh sesuatu, dia merasa tidak berdaya untuk berhenti.
Setiap orang memiliki kebiasaan atau pemikiran yang terkadang berulang. Tetapi, orang dengan OCD memiliki pikiran atau tindakan yang bahkan bisa dilakukan setidaknya satu jam sehari, di luar kendali dia, tidak menyenangkan dan menganggu pekerjaan serta kehidupan sosialnya.
Baca juga: Empat langkah konkret untuk terapkan "self love" menurut psikolog
Jenis dan gejala OCD
OCD muncul dalam berbagai bentuk, tetapi kebanyakan kasus setidaknya satu dari empat kategori umum yakni tentang memeriksa, kontaminasi, simetri dan keteraturan serta pikiran menganggu.
Pada kategori memeriksa, seperti kunci, sistem alarm, oven, atau sakelar lampu, atau mengira dia memiliki kondisi medis seperti kehamilan atau skizofrenia.
Kontaminasi yakni ketakutan pada hal-hal yang mungkin kotor atau dorongan untuk membersihkan. Kontaminasi mental melibatkan perasaan seperti dia telah diperlakukan seperti kotoran.
Pada kategori simetri dan keteraturan berarti kebutuhan untuk mengatur sesuatu dengan cara tertentu. Lalu, perenungan dan pikiran yang mengganggu.
Banyak orang dengan OCD tahu pikiran dan kebiasaan mereka tidak masuk akal. Mereka tidak melakukannya karena mereka menikmatinya, tetapi karena mereka tidak bisa berhenti. Lalu, jika berhenti, mereka merasa sangat buruk sehingga mereka memulai lagi.
Kategori pikiran obsesif dapat mencakup khawatir tentang diri sendiri atau orang lain yang terluka, kecurigaan pasangan tidak setia dan tanpa alasan untuk mempercayainya.
Kebiasaan kompulsif dapat meliputi melakukan tugas dalam urutan tertentu setiap kali atau beberapa kali, perlu menghitung sesuatu, seperti langkah, takut menyentuh gagang pintu, menggunakan toilet umum, atau berjabat tangan.
Penyebab OCD dan faktor risiko
OCD sedikit lebih umum dialami wanita daripada pria dengan faktor risiko antara lain riwayat keluarga seperti orang tua, saudara kandung dengan OCD, perbedaan fisik di bagian tertentu dari otak, depresi, cemas, pengalaman dengan trauma, termasuk riwayat pelecehan fisik atau seksual semasa kanak-kanak.
Untuk mendiagnosis OCD, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan sesuatu yang lain tidak menyebabkan gejala. Mereka juga akan bertanya tentang perasaan, pikiran, dan kebiasaan Anda.
Bila terdiagnosis OCD, tidak ada obat untuk memulihkannya, tetapi pasien mungkin dapat mengelola bagaimana gejala memengaruhi hidup melalui obat-obatan, terapi, atau kombinasi perawatan.
Perawatan orang dengan OCD bisa meliputi psikoterapi, relaksasi, obat-obatan, neuromodulasi dan TMS (stimulasi magnetik transkranial).
Saat ini, Aliando masih melakukan terapi untuk mengatasi gejala OCD yang sudah dia alami sejak dua tahun terakhir. Warganet memberikan dorongan semangat dan doa pada sang artis agar bisa segera pulih.
Baca juga: Pandemi virus corona bagi mereka dengan "anxietas" dan OCD
Baca juga: Cantika Abigail: Proses "self love" itu seperti "roller coaster"
Baca juga: Agar "self reward" tidak berujung boros
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022