Jakarta (ANTARA) - Komisaris Utama Mega, anak perusahaan Pupuk Indonesia, Eltra Immanuel Ebenezer mengusulkan agar ada digitalisasi dalam penyaluran pupuk sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan mafia pupuk yang sedang marak terjadi di Indonesia.

“Pupuk Indonesia pasti memiliki kemampuan untuk membuat sistem baru berbasis teknologi digital sehingga memudahkan pendataan dan penyaluran pupuk agar lebih akurat,” kata Noel, sapaan akrab Immanuel, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Aksi pemberantasan mafia pupuk mendapat dukungan dari kalangan internal Pupuk Indonesia.

Bahkan, petinggi utama Mega Eltra, anak Pupuk Indonesia, meminta Kepolisian dan Kejaksaan untuk menangkap kartel mafia pupuk.

Baca juga: Ketua DPR minta pemerintah berantas sindikat mafia pupuk bersubsidi

Noel menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh pihak kejaksaan untuk membongkar dan memberantas mafia pupuk yang selama ini merugikan petani.

"Pupuk Indonesia juga dirugikan. Padahal kita sudah memperingatkan keras agar tidak ada karyawan dan petinggi Pupuk Indonesia terlibat di kejahatan penggelapan pupuk ini," kata aktivis 98 ini.

Oleh karena itu, tutur Noel melanjutkan, selaku komisaris pihaknya meminta para pelaku penyelewengan pupuk bersubsidi, baik itu oknum distributor, kios, dan termasuk juga oknum petani itu sendiri ditindak tegas.

Noel juga mendesak para oknum seperti joki, pengepul, ataupun pihak-pihak yang memperoleh pupuk bersubsidi secara ilegal ditangkap.

Baca juga: Ketua DPD RI ajak masyarakat berantas mafia pupuk

"Pupuk Indonesia harus berani menindak tegas dan memecat jika ada distributornya yang terlibat praktek-praktek tidak baik ini. Aparat hukum harus masuk menyelidiki. Jangan ragu untuk mengawasi kejahatan ini," tandas Ketua Relawan Jokowi ini.

Dirinya meminta Pemerintah dan aparat hukum untuk meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi di daerah-daerah, terutama pada saat pupuk sudah berada di level kios dan petani.

Menurut Noel, di level tersebut pengawasan sangat kurang dan sulit diawasi.

"Kalau distribusi saat masih dari pabrik ke gudang-gudang milik produsen pupuk relatif mudah diawasi karena sudah mempunyai sistem yang baik. Problem itu saat keluar dari gudang menuju petani," ucap Noel.

Baca juga: Pupuk Indonesia dukung penuh Kejaksaan berantas oknum mafia pupuk

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022