Total ada 1.220 pekerja lokal yang diberdayakan sejak tahapan land clearing I hingga IV...
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia menyebut proyek kilang baru atau grass root refinery (GRR) Tuban di Jawa Timur menyerap 1.220 pekerja lokal untuk menunjang proyek strategis nasional tersebut.

"Total ada 1.220 pekerja lokal yang diberdayakan sejak tahapan land clearing I hingga IV. Tenaga lokal ini berasal dari desa-desa ring satu di area GRR Tuban termasuk Wadung, Rawasan, Mentoso, Sumurgeneng, dan Kaliuntu," kata Direktur Utama Pertamina Rosneft Kadek Ambara Jaya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
 
Kadek menjelaskan perseroan memiliki komitmen tinggi dalam menciptakan efek berganda bagi masyarakat Tuban melalui proyek kilang baru tersebut.
   
Dia menambahkan bahwa komitmen Pertamina Rosneft dalam memberdayakan tenaga kerja lokal di area Tuban telah dilakukan sejak tahap pembersihan lahan.

Sebagai proyek strategis, Kilang Tuban ditargetkan menjadi salah satu kilang terbesar Indonesia dan menghasilkan produk bahan bakar minyak berkualitas, seperti gasoline, diesel, dan avtur hingga 229 ribu barel per hari.
 
"Selain melakukan pemberdayaan tenaga lokal, kami memastikan proyek GRR Tuban telah dijalankan selaras dengan program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan," ujar Kadek.
   
Sejak 2019-2021, kontribusi tanggung Jawab sosial lingkungan GRR Tuban telah mencapai Rp23 miliar. Pertamina mencanangkan beasiswa D3 Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu bagi para siswa bertalenta di area Tuban.
 
Tahun ini, penerima beasiswa Pertamina Rosneft telah memasuki tahap akhir pembelajaran yang artinya program itu dirancang berkelanjutan dan menyasar seluruh lapisan masyarakat.
 
Pertamina menargetkan proyek GRR Tuban dapat menyerap produk komponen lokal atau TKDN sebesar 27,85 persen dengan rincian, antara lain penyerapan tenaga kerja lokal saat proyek berlangsung, setelah proyek berlangsung, hingga barang dan jasa dalam negeri yang berkualitas.
Bahkan, proyek GRR Tuban akan turut serta menggunakan bahan baku lokal dalam proses konstruksinya.
 
"Untuk menjamin kualitas TKDN, kami menggandeng PT Surveyor Indonesia (Persero) dalam melaksanakan vendor assessment proyek agar para vendor benar-benar memenuhi nilai TKDN dalam pengadaan barang yang akan diserap dalam konstruksi GRR Tuban," jelas Kadek.
 
Kadek menyampaikan bahwa nilai strategis yang dimiliki GRR Tuban untuk menyokong ketahanan energi nasional. Pertamina Rosneft berkomitmen untuk mengelola proyek ini secara normal.

Baca juga: Pertamina bangun pengolahan residu terbesar di Kilang Balikpapan
 
Hingga akhir Desember 2021, kemajuan proyek ini telah mencapai 62,77 persen dalam tahapan penyusunan desain atau front-end engineering design (FEED). Angka ini melampaui target awal yang ditetapkan sebelumnya, yaitu 56,45 persen.
 
"Penyusunan desain teknis ini merupakan fase yang krusial dalam pembangunan kilang, karena dari FEED ini akan didapatkan desain dan spesifikasi kilang secara lengkap sebagai dasar untuk melanjutkan proyek," kata Kadek.
 
Proyek GRR Tuban adalah program pembangunan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kilang petrokimia guna mewujudkan ketahanan energi negeri.
 
Selain produk BBM, GRR Tuban bertujuan menghasilkan produk petrokimia sebesar 2.820 kilo ton per tahun, serta paraxylene sebesar 1.300 kilo ton per tahun.
 
Kilang yang memiliki kapasitas pengolahan hingga 300 ribu barel per hari ini akan menjadi salah satu kilang terbesar yang dimiliki Pertamina.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022