Jakarta (ANTARA) - Petenis nomor satu dunia Ash Barty mengatakan mimpinya menjadi kenyataan setelah ia mengakhiri penantian 44 tahun Australia untuk menjadi juara di Australian Open dengan mengalahkan petenis Amerika Danielle Collins 6-3 7-6(2) di final, Sabtu.

Barty menahan perlawanan dari Collins untuk merebut gelar Grand Slam ketiganya, sehingga menjadi orang Australia pertama yang memenangi turnamen tersebut sejak Chris O'Neil merebut gelar putri pada 1978.

"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya, dan saya sangat bangga menjadi orang Australia," kata Barty, yang juga memenangi gelar French Open 2019 dan Wimbledon 2021, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Barty juarai tunggal putri Australian Open 2022
Baca juga: Mladenovic dan Dodig juarai ganda campuran Australian Open


"Sebagai orang Australia, bagian terpenting dari turnamen ini adalah untuk dapat membaginya dengan begitu banyak orang dan kalian di antara penonton sangat luar biasa."

"Saya telah mengatakan berkali-kali, saya sangat beruntung memiliki begitu banyak orang di sini yang mencintai dan mendukung saya... Saya adalah gadis yang sangat beruntung dan beruntung memiliki begitu banyak cinta."

Barty yang berusia 25 tahun menjadi petenis perempuan aktif kedua yang mengklaim gelar major di tiga turnamen Grand Slam, bersama juara Grand Slam 23 kali Serena Williams.

"Penonton di sini adalah salah satu yang paling menyenangkan selama saya tampil bermain... Anda membuat saya santai, memaksa saya untuk bermain tenis terbaik saya," kata Barty di Rod Laver Arena yang diterangi lampu sorot.

Baca juga: Nadal berupaya mengubah yang mustahil menjadi kenyataan
Baca juga: Medvedev libas Tsitsipas untuk bertemu Nadal di final Australian Open


 

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022