Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 16 mm dan durasi 213 detik
Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter (2,5 km) ke arah barat daya pada Senin.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Senin, menyebutkan awan panas guguran Merapi meluncur pada pukul 14.37 WIB.

"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 16 mm dan durasi 213 detik," kata dia.

Baca juga: Kubah lava Gunung Merapi tumbuh hingga 10 ribu meter kubik per hari

BPPTKG juga mencatat 9 kali guguran lava keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur paling jauh 1.800 meter berdasarkan pengamatan Senin (31/1) mulai pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 21 sampai 27 Januari 2022, kata dia, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan, baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah Merapi.

Baca juga: Awan panas guguran sejauh 2,5 km meluncur dari Gunung Merapi

Tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan baik pada kubah lava barat daya maupun kubah tengah.

Volume kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Guguran lava pijar Merapi meluncur ke barat daya sejauh 1,5 km

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.

Baca juga: Gunung Merapi mengalami 161 kali gempa guguran
 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022