Nad Ali, Afghanistan (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya, di satu bekas kubu Taliban di propinsi Helmand, mengalami peningkatan keamanan cukup besar untuk kemungkinan menjadi calon penyerahan kendali gelombang kedua kepada Afghanistan pada awal tahun depan, kata pasukan Inggris.

Kekerasan tetap tinggi di sejumlah bagian propinsi selatan itu, tapi kabupaten, seperti, Nad Ali, memberi pasukan NATO harapan untuk mengajukan rencana lambat, tapi pasti, untuk secara bertahap mengalihkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Afghanistan.

NATO akan melepas kendali keamanan di ibukota propinsi itu, Lashkar Gah, kepada pasukan Afghanistan pada pekan depan, sebagai bagian dari pengalihan gelombang pertama.

Pengalihan di seluruh negeri itu mengikut pada akhir 2014, membuka jalan untuk pemulangan sebagian besar pasukan asing.

Tapi, sementara perhatian besar pada tujuh wilayah, yang akan memulai alur itu, terjadi sedikit pembicaraan umum tentang tempat berikutnya atau seberapa cepat peralihan itu berlanjut.

Perwira tentara Inggris, yang bertanggung jawab atas keamanan di daerah pusat Helmand, menyatakan Nad Ali, daerah subur pertanian terletak sedikit di barat laut Lashkar Gah, dapat didaftar untuk tahap kedua, kemungkinan pada awal 2012.

"Lashkar Gah sekarang beralih. Nad Ali berikutnya," kata Kapten Freddie Inglefield, yang bertanggung jawab melatih polisi Afghanistan di kabupaten tersebut, dengan menambahkan bahwa ia percaya akan beralih pada Maret mendatang.

"Peralihan tak resmi sudah terjadi," tambahnya.

Letnan Kolonel Fraser Rea, komandan batalyon kedua Senapan Gurkha, menyatakan kekerasan turun di seluruh Helmand tengah.

Di tempat seperti Nad Ali, musim perang tahunan, saat pejuang biasanya kembali dari persembunyian musim dingin, mengambil keuntungan dari tumbuhan baru dan kebun anggur dalam menyerang, sudah keluar.

"Untuk pertama kali dalam beberapa tahun belakangan, penduduk setempat melewati musim panas tanpa musim pertempuran betul-betul dimulai dan itu perubahan nyata bagi mereka, yang sekarang melihat apa yang pemerintah (Afghanistan) bisa tawarkan," katanya.

Sejumlah 375 prajurit Inggris tewas di Afghanistan sejak gempuran di negara itu dilancarkan pada Oktober 2001. Sekitar 27 tentara Inggris tewas pada tahun ini.

Inggris menempatkan sekitar 9.500 prajurit di Afghanistan, penyumbang terbesar kedua setelah Amerika Serikat untuk Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO.

Inggris akan menarik 500 tentara lagi dari Afghanistan pada akhir 2012, menjadikan satuannya di sana menjadi 9.000 orang, kata Perdana Menteri David Cameron pada awal Juli.

Sejumlah 310 tentara asing tewas pada 2011, kata kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka laman mandiri icasualties.org, yang melacak kematian NATO di Afghanistan and Irak.

Sekitar 130.000 tentara ISAF berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pejuang pimpinan Taliban dan sekutunya, termasuk dari negara lain.

Sejumlah 2.590 tentara asing tewas di negara terkoyak perang itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001 untuk menggulingkan pemerintah Taliban, yang menolak menyerahkan Osama bin Laden, yang dituduh melancarkan serangan di negara adidaya tersebut.

Korban terbanyak ialah tentara Amerika Serikat dengan 1,661 orang, diikuti Inggris (375), Kanada (157), Prancis (70), Jerman (52), Denmark (41), Italia (37), Spanyol (33), Polandia (27), Belanda (25), Australia (24), dan sisanya dari negara lain. Sekitar 40 negara terlibat dalam gerakan itu. (B002/S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011