Selama tahun ini kami akan mengamati bagaimana berbagai masalah sisi penawaran diselesaikan dan dampaknya terhadap harga
Sydney (ANTARA) - Bank sentral utama Australia pada Rabu mengatakan bank itu lebih dekat untuk mencapai tujuannya untuk inflasi dan lapangan kerja, tetapi akan membutuhkan waktu untuk memastikan dan akan mengawasi selama tahun ini untuk melihat bagaimana ekonomi berkembang.

Dalam pidato optimis tentang prospek ekonomi, Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe mengatakan bahwa sementara inflasi mengejutkan di sisi yang tinggi, terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa inflasi akan tetap di kisaran target bank 2-3 persen.

"Selama tahun ini kami akan mengamati bagaimana berbagai masalah sisi penawaran diselesaikan dan dampaknya terhadap harga," kata Lowe, memberi kesan kenaikan suku bunga pertama bisa terjadi pada 2022.

Sampai baru-baru ini, Lowe bersikeras bahwa suku bunga tidak akan naik paling cepat sampai 2023, tetapi itu sebelum lapangan kerja dan inflasi mengejutkan dengan kekuatan mereka.

Baca juga: Bank sentral Australia pangkas suku bunga ke terendah baru 0,75 persen

Pengangguran baru-baru ini turun ke level terendah 13 tahun di 4,2 persen, sementara inflasi inti melonjak ke level tertinggi tujuh tahun di 2,6 persen. RBA sempat memperkirakan inflasi tidak akan mencapai 2,5 persen hingga akhir tahun depan.

Itu adalah "kabar baik", kata Lowe. "Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, pencapaian tujuan kami sudah di depan mata."

Bank sentral berkomitmen untuk menjaga inflasi dalam kisaran 2-3 persen dari waktu ke waktu dan untuk mencapai pekerjaan penuh, dengan pengangguran di 4 persen atau lebih rendah.

Lowe mengatakan bank sekarang memperkirakan tingkat pengangguran akan mencapai 3,75 persen pada akhir tahun ini dan tetap di sana hingga 2023.

Baca juga: Bank Sentral Australia "bertanggung jawab" atas kesalahan uang baru

Inflasi inti terlihat berjalan sekitar 2,75 persen sepanjang tahun ini dan berikutnya, sementara pertumbuhan upah terlihat meningkat menjadi sekitar 3 persen selama 2023 dari kecepatan 2,2 persen saat ini.

Mengingat pandangan itu, dewan kebijakan RBA pada Selasa (1/2/2022) mempertahankan suku bunga di 0,1 persen, tetapi memutuskan untuk mengakhiri program pembelian obligasi 275 miliar dolar Australia (196 miliar dolar AS), bagian pelonggaran kuantitatif dari paket stimulus pandemi besar-besaran.

Lowe menekankan bahwa mengakhiri pembelian obligasi tidak berarti kenaikan suku bunga "sudah dekat".

Itu dibandingkan dengan pasar keuangan yang memperkirakan kenaikan menjadi 0,25 persen pada awal Mei, dengan empat kenaikan lainnya menjadi 1,25 persen pada Desember.

Baca juga: Rupiah menguat jelang rilis data inflasi Januari

Baca juga: Dolar merosot 2 hari beruntun pasca-pernyataan bank sentral AS


 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022