besar kemungkinan saya bisa mencabut laporan
Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendatangi orang tua dari MR, siswa SMP Negeri 49 Surabaya yang menjadi korban kekerasan oknum guru di kediamannya Jalan Kutisari Utara Gang 3, Kota Surabaya, Jatim, Rabu.

Tiba di kediaman keluarga itu, Wali Kota Eri disambut dengan hangat oleh kedua orang tua MR beserta saudara kembar MR. Saat itu, Ali Muhjayin, ayah MR langsung meminta maaf kepada Wali Kota Eri karena merasa gara-gara melaporkan seorang guru ke polisi, Kota Surabaya menjadi perhatian nasional.

"Saya mohon maaf pak. Padahal, dari dalam hati yang paling dalam, saya sudah memaafkan beliau (JS, seorang guru yang menganiaya anaknya)," kata Ali.

Bahkan, Ali juga mengaku sudah sangat lega ketika mengetahui bahwa JS sudah tidak lagi mengajar di SMPN 49 dan sudah ditarik ke kantor Dinas Pendidikan Surabaya. Makanya, ia pun mengaku masih mempertimbangkan untuk mencabut laporannya kepada pihak kepolisian. Sebab, kasus itu sudah ditangani Satreskrim Polrestabes Surabaya.

"Ada kemungkinan. Bahkan besar kemungkinan saya bisa mencabut laporan. Saya masih pertimbangkan, saya perlu shalat istikharah untuk mengambil keputusan," kata Ali.

Baca juga: LPA Jatim sayangkan aksi kekerasan pada siswa di Kota Layak Anak
Baca juga: DPRD Surabaya apresiasi gerak cepat Disdik atas dugaan kekerasan guru

Sementara itu, MR menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Eri karena akan diberikan sepeda dua unit, sehingga MR bersama saudara kembarnya bisa bersepeda ke sekolah. Ia pun berjanji akan semakin semangat belajar seperti yang diharapkan oleh Wali Kota Eri.

"Saya sampaikan terima kasih banyak kepada Pak Eri, karena nanti akan diberikan sepeda, Insya Allah saya akan lebih semangat belajar," kata dia.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengatakan pihaknya akan mengirim dua sepeda ke rumah MR untuk digunakan ke sekolah. "Pokoknya harus pintar dan berbakti kepada kedua orang tuanya, kalian harus lebih sukses dari kedua orang tua kalian, karena itu yang bikin bangga orang tua kalian," katanya.

Saat itu, Wali Kota Eri juga sempat menanyakan apakah keluarga Ali Muhjayin itu sudah masuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau belum. Sebab, mereka tinggal di tempat kos yang sangat sederhana dan Ali hanya bekerja sebagai tukang sayur keliling.

Ternyata, keluarga itu belum masuk MBR dan yang paling mengejutkan, Ali menolak untuk dimasukkan ke MBR, karena dia menilai masih muda dan masih sanggup untuk bekerja keras.

Sebelumnya beredar sebuah video berdurasi tiga detik melalui WhatsApp yakni seorang guru di SMPN 49 Kota Surabaya memukul siswanya di depan kelas saat pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen sedang berlangsung.

Baca juga: Wali Kota Surabaya kecewa pemukulan siswa SMP oleh guru

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022