Jenewa (ANTARA) - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan adanya "peningkatan yang sangat mengkhawatirkan" terkait kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia dan pencegahan penularan virus masih menjadi yang terpenting.

Dia mengatakan hampir 90 juta kasus telah dilaporkan ke WHO sejak virus corona varian Omicron pertama kali diidentifikasi hanya 10 minggu yang lalu. Angka tersebut lebih banyak daripada jumlah kasus yang dilaporkan sepanjang tahun 2020 .

“Kita sekarang mulai melihat peningkatan kematian yang sangat mengkhawatirkan di sebagian besar wilayah di dunia,” kata Tedros, yang berbicara dalam seminar daring pada Selasa (1/2).

Tedros mengatakan 30 Januari 2022 menandai dua tahun sejak darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional diumumkan atas penyebaran COVID-19.

Pada saat itu, kurang dari 100 kasus dan tidak ada kematian yang dilaporkan di luar China.

Baca juga: WHO: Berbahaya, anggap pandemi COVID segera berakhir

“Dua tahun kemudian, lebih dari 370 juta kasus telah dilaporkan dan lebih dari 5,6 juta kematian –-dan kami tahu jumlah ini lebih rendah (daripada angka sesungguhnya),” kata Tedros.

Kepala teknis WHO Maria van Kerkhove mengatakan lebih dari 22 juta kasus dilaporkan ke WHO dalam tujuh hari terakhir, terutama didorong oleh Omicron.

“Kami khawatir narasi telah muncul di beberapa negara bahwa karena vaksin, dan karena penularan Omicron yang tinggi dan tingkat keparahan yang lebih rendah, mencegah penularan tidak lagi mungkin dan tidak lagi diperlukan,” kata Tedros.

Dia memperingatkan bahwa narasi semacam itu "sama sekali tidak benar" karena lebih banyak penularan berarti lebih banyak kematian.

WHO tidak menyerukan negara mana pun untuk kembali ke karantina wilayah atau lockdown, tetapi mendesak semua negara untuk menawarkan perlindungan menggunakan setiap pedoman yang ada, bukan hanya vaksin.

Baca juga: WHO berharap Afrika menjelang akhir 2021 bisa memproduksi vaksin

“Terlalu dini bagi negara mana pun untuk menyerah atau menyatakan kemenangan. Virus ini berbahaya, dan terus berkembang di depan mata kita. WHO saat ini melacak empat sub-garis keturunan dari varian Omicron yang menjadi perhatian, termasuk BA.2," ujar Tedros.

WHO ingin negara-negara terus melakukan pengujian, pengawasan, dan pengurutan genom mengingat virus akan terus berkembang.

“Kita tidak dapat melawan virus ini jika kita tidak tahu apa yang dilakukannya,” kata Tedros.

Ia kemudian menyerukan agar dunia “harus terus bekerja untuk memastikan semua orang memiliki akses ke vaksin.”

Menurut Tedros, vaksin mungkin juga perlu berkembang karena varian virus dapat terus lolos dari antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin terhadap strain sebelumnya.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Tedros kecam ketidakadilan vaksin virus corona
Baca juga: Dirjen WHO sebut pandemi virus corona 'jauh dari selesai'

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022