Jakarta (ANTARA) - Sejarah Kereta Api India berusia dari lebih dari 160 tahun. Jaringan kereta api di negara itu telah berkembang ke segala arah dengan cepat dan menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Saat ini panjang rute jalur kereta terbentang sejauh 67.000 km, dengan lebih dari 13.000 kereta penumpang dan 8.000 kereta barang, melayani 23 juta penumpang dan 3 juta ton (MT) barang setiap hari, demikian keterangan dari Kedutaan Besar India di Jakarta, pada Kamis.

Perjalanan jalur kereta menghubungkan daratan melintasi sungai, gurun, gunung, hingga jurang telah menjadi tantangan yang sulit.

Bahkan pegunungan Himalaya yang luas telah menghadirkan tantangan unik.

Tantangan terbesar akhirnya dapat diatasi saat pembangunan jembatan rel di Jammu dan Kashmir.

Jembatan kereta api tertinggi di ketinggian 359 meter selesai dibangun pada April 2021, bahkan lebih tinggi dari menara Eiffel.

Proyek jalur kereta api Udhampur-Srinagar-Baramulla yang ambisius setelah selesai akan menghubungkan lembah Kashmir ke dataran melalui jaringan kereta api, membuat pergerakan orang dan barang menjadi lebih mudah.

Proyek ini dinilai menjadi revolusioner untuk Wilayah Persatuan Jammu dan Kashmir karena akan mengubah lanskap ekonomi di sana.

Meski bentangan trek rute ini tidak lebih dari 111 km, namun trek sepanjang 97,34 kilometer ini memiliki terowongan. Sebelum kereta mulai melaju di jalur Udhampur – Baramulla, terowongan sepanjang 8,5 kilometer menghubungkan Qazigund dan Banihal di Jammu dan Kashmir.

Terowongan ini dibuka pada 2021 untuk umum.

Terowongan berteknologi tinggi itu akan membuat Kashmir tetap terhubung ke seluruh negeri sepanjang tahun.

Dengan biaya hampir 300 juta dolar AS, terowongan ini dibangun di ketinggian 1.790 meter.

Pada tahun 2020, Jamnu dan Kashmir muncul sebagai salah satu wilayah dengan kinerja terbaik di India untuk mengembangkan jalan.

Pada 19 Januari 2022, Menteri Dalam Negeri India Amit Shah mengatakan bahwa status negara bagian Jammu dan Kashmir akan dipulihkan setelah situasi di Wilayah Persatuan menjadi normal.

Area lain di mana perkembangan baru telah mengubah lanskap Jammu dan Kashmir adalah pembangkit listrik tenaga air.

Meskipun ekonomi tumbuh, selama bertahun-tahun India telah berkomitmen untuk tujuan energi bersih dan terbarukan.

Upaya membangun proyek pembangkit listrik tenaga air di area Himalaya yang rapuh secara geologis tidaklah mudah.

Sejauh ini hanya seperempat dari potensi tenaga air besar di India yang telah dimanfaatkan.

Jawaban untuk mengatasi tantangan ini adalah pembangkit listrik tenaga air ‘run-of-the-river’ yang menghasilkan listrik bersih dengan dampak minimal terhadap lingkungan.

Setelah keberhasilan proyek semacam itu di negara bagian Himachal Pradesh, Pemerintah India terus meniru model di Jammu dan Kashmir.

Pertumbuhan pembangunan di kawasan ini telah terjadi setelah lama terhenti karena ketidakstabilan politik di kawasan itu yang menghambat pembangunan selama beberapa dekade.

Setelah amandemen konstitusi di India membawa negara bagian Jammu dan Kashmir sebelumnya di bawah administrasi Pemerintah Pusat di Delhi, India telah menetapkan rencana besar untuk pengembangan wilayah tersebut.


*Avantika Singh adalah Sekretaris Ketiga Kedutaan Besar India di Jakarta

Baca juga: Jammu dan Kashmir - Di jalan menuju pembangunan dan perdamaian
Baca juga: Dubes Salik Khan tekankan isu Kashmir harus diselesaikan dengan dialog

 

Pewarta: Avantika Singh*
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022