Jakarta (ANTARA News) - Mantan pengurus Persija Jakarta Sonny Sumarsono di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa tidak akan muda bagi PSSI untuk menggabungkan kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) dengan Liga Primer Indonesia (LPI) karena LPI tak memiliki penilaian yang sama di mata FIFA dan AFC.

Terkait dengan itu, PSSI menurut Sonny harus mencari formula yang pas untuk mencarikan solusinya jika kepengurusan baru PSSI di bawah Djohar Arifin Husin merasa "wajib" memasukkan Liga Primer Indonesia (LPI) ke dalam wadah PSSI.

"PSSI harus mencari format terbaik untuk kompetisi ini. Sebab banyak hal yang harus disinkronkan ketika ada keinginan memasukkan Liga Primer Indonesia (LPI) ke dalam wadah PSSI. Masalahnya, LPI tak memiliki konfigurasi yang sama dengan LSI," ujar Sonny.

Sonny memaparkan banyak hal yang tampaknya akan sulit bagi LPI untuk dileburkan ke dalam kompetisi ISL yang selama ini telah berjalan dan dikelola oleh PT Liga Indonesia sesuai dengan regulasi dari FIFA.

Mengenai status profesional pun Sonny mengingatkan bahwa FIFA dan AFC memiliki regulasi yang tegas dan jelas, yakni sebuah klub memenuhi lima standar atau aspek yang menjadi persyaratan utama.

Kelima aspek tersebut adalah kepemilikan SIUP, kelayakan usaha, kepemilikan modal bergerak dan tak bergerak, dan memiliki neraca tentang perimbangan antara pengeluaran dan pemasukan selain memiliki perencanaan bisnis.

"Antara modal yang dimiliki dan beban usaha yang harus dikeluarkan harus ada perimbangan meskipun semuanya harus dilalui secara bertahap. Semisal dalam neraca tahun pertama mengalami kerugian Rp3 miliar, maka tahun berikutnya jumlah kerugian harus menyusut separuhnya, demikian seterusnya," ujar Sonny selaku pengamat manajemen sepakbola profesional.

Tentang wacana peleburan atau merger antara LSI dan LPI, menurutnya, juga tak akan mudah diwujudkan karena Liga Super telah memiliki perangkat yang lengkap, sedangkan Liga Primer belum memiliki kelengkapan lima aspek dimaksud.

"Kalau memang berniat ingin menggabungkan kompetisi ini, apanya yang mau digabungkan? 12 klub anggota LPI yang ada selama ini belum memiliki aset yang berwujud. Jika merger diartikan sebagai menjual, maka siapa yang akan membelinya karena dari merger itu harus ada nilai tambah yang akan diraih," ujarnya.

PSSI akan membahas formula kompetisi sepakbola nasional pada pertemuan 25 Juli mendatang.

Kepemilikan saham PT Liga Indonesia yang selama ini mengelola kompetisi Liga Super Indonesia menurut beberapa sumber dikuasai oleh beberapa pengurus PSSI yang lama, sedangkan pengelolaan LPI terpusat kepada penggagasnya Arifin Panigoro.(*)
(ANT-132/a032)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011