Penghasilan kerja di perhotelan itu cukup besar dan resiko lebih ringan
Mataram (ANTARA) - Unit Pelaksana Teknis Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan, peluang kerja di luar negeri cukup banyak dan tidak hanya di Malaysia, sehingga dibutuhkan peningkatan kompetensi calon PMI.

"Kompetensi ini penting untuk menjawab kebutuhan pasar di luar negeri," kata Kepala BP2MI NTB, Abri Danar Prabawa saat kunjungan kerja di kantor LKBN Antara biro NTB di Mataram, Kamis.

Baca juga: Kepala BP2MI siapkan tiga agenda RDP dengan DPR

Ia mengatakan, dengan ada kompetisi yang dimiliki calon PMI ke depan diharapkan jabatan pekerja yang akan didapatkan di luar negeri sesuai dengan keterampilan, sehingga mereka tidak dipekerjakan untuk buruh sawit yang risikonya cukup besar bila dibandingkan dengan pekerjaan lainnya seperti di perhotelan maupun di pertokoan.

"Penghasilan kerja di perhotelan itu cukup besar dan resiko lebih ringan," katanya.

Baca juga: SBMI Malaysia sukses perjuangkan gaji PMI dua tahun tidak dibayar

Ia mengatakan, rata-rata PMI banyak bekerja di perkebunan kelapa sawit, karena kompetensi yang dimiliki terbatas dan rata rata mereka ini yang lulus sekolah dasar (SD).

"Artinya tingkat pendidikan PMI selama ini mayoritas lulusan SD, sehingga sulit untuk bisa bekerja di pasar lokal negara tersebut," katanya.

Baca juga: Penerbangan Kuala Lumpur - Surabaya masih carter khusus PMI

Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada pemerintah untuk lebih fokus menyiapkan kompetensi sebelum PMI itu diberangkatkan, supaya bisa menutupi tingkat pendidikan mereka.

"Kalau memiliki keterampilan yang baik, pasti mereka akan bekerja di tempat yang lebih baik," katanya.

"Sektor lain juga cukup banyak, hanya saja rata rata PMI banyak yang kerja ke Malaysia karena proses cepat, meskipun resiko cukup berat," katanya.
 

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022