one-stop-service yang disediakan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang. Calon investor asing cukup mendatangi BPKS untuk menyelesaikan seluruh prosedur yang dibutuhkan
London (ANTARA News) - Kota Sabang di Pulau Weh, Provinsi Aceh, dengan status zone perdagangan bebas-nya menarik hati para investor Belanda untuk menanamkan modal di sana. Salah satu sektor dengan aspek ikutan yang dinilai menjanjikan secara bisnis adalah maritim, termasuk perikanan, jasa kepelabuhan, hingga pariwisata.

Dalam pertemuan dan presentasi potensi ekonomi Kota Sabang, di Den Haag, Belanda, beberapa hari lalu, minat para investor Belanda itu jelas mengemuka. Hal itu dikatakan Sekretaris Pertama KBRI di Den Haag, Berlianto Situngkir kepada ANTARA London.

Menurut Situngkir, pertemuan bisnis itu difasilitasi KBRI di Den Haag, dengan peserta inti Walikota Sabang, Kepala Perwakilan Indonesia di Den Haag, Umar Hadi, dan sejumlah pebisnis besar Belanda, pula perwakilan pemerintahan Kerajaan Belanda.  Tema pertemuan bisnis yang bersemangat menjemput bola itu sendiri adalah "Pembangunan dan Peluang Investasi di Sabang" guna mempromosikan kota Sabang.

Pebisnis yang hadir berlatar aneka rupa, mulai dari pebisnis di industri perkapalan,  operator tur perjalanan wisata, hingga media massa setempat.

Pertemuan bisnis itu, kata Situngkir, terbagi dalam tiga sesi, yaitu presentasi potensi Sabang, diskusi dan diakhiri dengan pembicaraan langsung pebisnis dengan calon mitranya dari Indonesia. 

Umar Hadi, dalam kata pengantarnya, mengatakan, "Ada dua kata yang dinilai sangat tepat untuk menggambarkan ekonomi Indonesia saat ini yaitu kuat dan adaptif."

Aceh, khususnya Kota Sabang, katanya, mampu bangkit sejak peristiwa tsunami 2004. "Sabang kini telah menjelma menjadi salah satu kawasan di Indonesia dimana bisnis berkembang dengan pesat," kata diplomat karir dari Kementerian Luar Negeri Indonesia itu.

Ada banyak hal yang diyakini pasti mampu menggugah minat investor mancanegara bergiat di Indonesia. "Perkembangan ekonomi Indonesia sedang menggeliat dan semakin bergairah. PDB menembus angka satu trilyun dollar AS, komitmen Indonesia tentang konektivitas ASEAN, dan banyak lagi," kata Hadi.

Sementara itu  Zainal, menjelaskan beberapa hal menarik mengenai Sabang.  "Posisi geografis Kota Sabang di Pulau Weh, Aceh, yang sangat strategis, aspek historis dalam hubungannya dengan Belanda, serta potensi perekonomian yang sangat besar," katanya.

Sabang sebagai kota yang sedang terus membangun memerlukan investasi asing, terkhusus di empat sektor utama, yaitu pelabuhan laut, perikanan, pariwisata (tourism) serta industri dan perdagangan.

Sebagai salah satu kawasan perdagangan bebas (FTZ) di Indonesia, Sabang menawarkan berbagai kemudahan bagi investor asing yang ingin berbisnis di daerah tersebut.

"Termasuk one-stop-service yang disediakan Badan Pengusahaan Kawasan Sabang. Calon investor asing cukup mendatangi BPKS untuk menyelesaikan seluruh prosedur yang dibutuhkan," katanya.

Efisiensi merupakan daya tarik yang penting bagi pengusaha asing untuk berbisnis di Indonesia. Di sektor pariwisata, Sabang memiliki pantai dan taman laut yang indah, serta didukung pula oleh adanya resort-resort yang berkualitas.

Salah satu arena promosi pariwisata Kota Sabang adalah penyelenggaraan Regatta Sail pada 13-16 September 2011 nanti.

Dari kontak bisnis di Den Haag itu, sejumlah tanggapan didulang. Di antara peserta yang hadir, beberapa pengusaha Belanda menyampaikan minat yang tinggi terhadap peluang investasi di Sabang, khususnya di sektor pariwisata, pelabuhan laut dan perikanan.

Terdapat pengusaha yang berminat berinvestasi di Sabang memanfaatkan kebijakan one stop service dan perdagangan bebas, bebas regulasi perdagangan dan bebas pajak, terdiri dari bea cukai impor, pajak pertambahan nilai dan pajak barang mewah.

Minat ini disambut baik Zainal, terutama mengingat sejak tsunami hingga sampai dengan sekarang, belum terdapat perusahaan pengolahan ikan baik yang bertaraf nasional dan internasional beroperasi di Sabang.

Diharapkannya investor Belanda dapat membuka usaha di bidang perikanan yang akan mengundang pula minat pengusaha dari negara lain. Salah satu tantangan sektor ini yang perlu menjadi perhatian adalah standar impor Uni Eropa bagi produk perikanan yang relatif ketat.

Para peserta kontak bisnis itu sepakat, masyarakat Sabang yang merupakan masyarakat yang heterogen dan terbuka terhadap masyarakat asing, ditambah kondusivitas keamanannya, dinilai merupakan daya tarik tersendiri bagi arus investasi asing.

Indonesia dipandang penting oleh Belanda. Sebagai gambaran, penerbangan langsung Amsterdam-Jakarta dan Amsterdam-Denpasar dilakoni maskapai penerbangan nasional negara itu, KLM, sejak lama. Sesuai prinsip resiprokal, Garuda Indonesia juga menerbang rute Jakarta-Amsteram dengan tingkat okupansi kursi yang sama menguntungkan. (ANT/ZG)





Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011