Palu (ANTARA News) - Seorang praktisi pers mengatakan, relawan bisa menjadi kontributor berita karena memiliki banyak pengalaman di daerah konflik dan bencana.

Relawan dapat memberikan kontribusi untuk mengisi siaran dengan menjadi kontributor sebagai pelapor, penulis, pengirim foto, dan video, kata mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA Parni Hadi di Palu, kemarin.

"Menjadi kontributor bagi relawan tidak sulit kok. Bisa pakai HP yang ada kamera kemudian disampaikan ke media. Atau bisa bicara langsung ke media untuk disiarkan," katanya.

Ia mengatakan hal itu dalam pelatihan "motivasi dan pengembangan relawan pemuda di daerah konflik" yang dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olah Raga Provinsi Sulawesi Tengah.

"Bahkan relawan bisa menjadi nara sumber dalam dialog-dialog interaktif di samping menulis surat pembaca atau pendengar," kata mantan Dirut RRI ini.

Menurut dia, sejumlah media massa telah melibatkan publik dalam kepenyiaran melalui mekanisme jurnalisme warga (citizen journalism).

Ia mengatakan, pengalaman saat bertugas di lapangan akan menjadi informasi yang sangat bernilai jika disampaikan melalui media.

"Relawan di daerah konflik, berkat pengalaman yang luar biasa mempunyai kesempatan besar untuk menjadi kontributor media," katanya.

Namun, menurut Parni Hadi, bukan berarti relawan dengan mudah menjadi wartawan hanya karena memiliki pengalaman.

"Relawan mempunyai kesempatan menjadi wartawan profesional. Tentu saja, semuanya itu perlu pelatihan dulu," katanya.

Untuk menjadi seorang kontributor media, relawan perlu juga mengetahui peran dan mekanisme kerja media massa serta kode etik jurnalistik.

Dengan mengetahui kode etik jurnalistik, katanya, relawan dapat membantu masyarakat untuk tidak gampang percaya begitu saja terhadap media jika yang disiarkan dianggap merugikan.

"Karena relawan mengerti kode etik jurnalistik maka bisa juga relawan membantu masyarakat tentang adanya hak publik untuk mengembangkan kebebasan pers dan menjamin hak informasi," ujarnya.

Ia menyatakan, media massa bisa juga menjadikan para relawan yang sedang bekerja di wilayah konflik sebagai sumber berita.

"Jumlah wartawan kan terbatas sedangkan relawan kan banyak di mana-mana. Biar akurat, media bisa langsung relawan," katanya menegaskan.(*)

(S027/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011