Jakarta (ANTARA) - Reality show yang mengandalkan tantangan fisik dan bisnis, ‘The Apprentice: ONE Championship Edition’ yang salah satu pesertanya dari Indonesia yakni Paulina Purnomowati menjadi pantauan atau trending di banyak negara setelah ditayangkan di Netflix.

CEO dan Chairman ONE Championship, Chatri Sityodtong dalam keterangan resminya, Sabtu, mengatakan serial realitas ini sempat berada di peringkat ketujuh sebagai acara yang paling banyak ditonton saat ini di Indonesia dan di Singapura bahkan berada di peringkat kedua.

“The Apprentice: ONE Championship Edition” juga tengah trending di beberapa negara Asia lain seperti India dan Thailand serta beberapa negara Eropa," katanya.

Baca juga: Tiga tantangan terberat di "The Apprentice: ONE Championship Edition"

Chatri menambahkan, bukan sesuatu yang mengherankan mengingat maraknya perkembangan bisnis dan startup (perusahaan rintisan) di dunia saat ini. Terlebih, acara ini melibatkan berbagai CEO ternama dari berbagai industri yang mampu memberi gambaran serta tips tentang apa yang dibutuhkan oleh para pemimpin perusahaan.

Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik, dan dihimpun dari 13 episode yang ada, berikut adalah lima hal tentang bisnis dan dunia startup yang bisa diterapkan di dunia nyata.

Pertama adalah membaca sebagai peluang. Solusi terbaik untuk berbagai permasalahan dunia kerap datang saat seseorang bisa membaca masalah yang ada. Ide-ide brilian seperti ojek daring atau video telekonferensi lintas negara mungkin tidak akan muncul jika kemacetan dan pembatasan wilayah tidak terjadi.

Di “The Apprentice: ONE Championship Edition”, para kandidat ditantang untuk memecahkan permasalahan yang ada. Di salah satu episode misalnya, mereka harus berinovasi menciptakan produk yang relevan bagi para penggemar yang tak bisa hadir langsung untuk menonton ajang ONE Championship.

Kedua adalah menciptakan pesan yang menarik emosi. Setelah menciptakan produk yang relevan, salah satu tantangan terberat setelahnya adalah cara menyampaikan pesan. Produk atau jasa yang kita ciptakan akan menyasar pembeli yang punya rasa dan emosi. Maka sebagus apa pun hasil akhirnya, cara menyampaikan pesan adalah yang utama.

Baca juga: "The Apprentice: ONE Championship Edition" bakal tayang di 150 negara

Ketiga presentasi adalah segalanya. Para kandidat di “The Apprentice: ONE Championship Edition” adalah orang-orang brilian. Bahkan ada yang merupakan lulusan salah satu universitas Ivy League. Namun, ketidakcakapan dalam presentasi bisa berujung kegagalan. Contohnya adalah deck presentasi yang tidak rapi, atau gugup saat menyampaikan gagasan.

Keempat merekrut orang yang tepat. Memilih rekan kerja yang tepat tentu bukan sesuatu yang baru dan berlaku untuk semua perusahaan di berbagai industri. Namun, hal ini terasa semakin vital dalam lingkup perusahaan rintisan karena harfiah pun, mereka tengah mencari bentuk.

Kelima melihat jauh ke depan. Menjadi perusahaan yang relevan di masa depan adalah target dari setiap perusahaan rintisan. Maka, penting untuk mengetahui seberapa berperan mereka bagi kehidupan masyarakat di masa mendatang.

Topik ini pun selalu jadi pembahasan dari setiap episode di “The Apprentice: ONE Championship Edition.” Bukan hanya karena demi keberlangsungan perusahaan, tetapi juga untuk meyakinkan para pemangku kepentingan yang terlibat.

"The Apprentice: ONE Championship Edition" selain menghadirkan juri para ahli bisnis juga menghadirkan para petarung seperti mantan Juara Dunia ONE Welterweight Ben Askren, Juara Dunia ONE Heavyweight Brandon Vera, Juara Dunia ONE Women's Atomweight Angela Lee, Juara World Grand Prix ONE Flyweight Demetrious Johnson, Juara Gulat India Ritu Phogat, Juara Dunia karate Sage Northcutt, dan Juara Dunia ONE Women's Strawweight Xiong Jing Nan.

Baca juga: The Apprentice: ONE Championship Edition raih dua penghargaan di AAA

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022