Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Jepang merosot pada perdagangan sesi pagi Senin, karena hasil keuangan yang mengecewakan menjatuhkan beberapa perusahaan industri, sementara kekhawatiran tentang laju pengetatan moneter global yang lebih cepat membara di latar belakang.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) tergelincir 0,86 persen menjadi 27.203,66 poin pada istirahat tengah hari, dengan penurunan 1,28 persen menjadikan industri sebagai sektor yang paling terpukul. Pembuat chip dan pelayaran kelas berat juga jatuh.

Sementara itu Indeks Topix yang lebih luas melemah 0,42 persen. Saham-saham pertumbuhan saham tampak kesulitan, dengan indeks sahamnya tergerus 1,10 persen, dibandingkan dengan kenaikan 0,21 persen untuk indeks value stokcs atau saham yang dipersepsikan murah.

Saham sektor keuangan menguat bersama imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, setelah laporan ketenagakerjaan AS pada Jumat (4/2/2022) meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) yang agresif.

Saham energi juga naik, didorong oleh kenaikan harga minyak mentah.

Baca juga: Saham Jepang ditutup lebih tinggi, Indeks Nikkei naik 198,68 poin

Meskipun  Nikkei secara keseluruhan mengalami penurunan besar, jumlah saham naik dan turun hampir seimbang di 111 hingga 110, dengan empat saham datar.

"Laporan pekerjaan AS yang bullish telah memperkuat kekhawatiran tentang pengetatan moneter yang agresif, tetapi pergerakan pasar akan cukup tenang sampai pertemuan Fed pada Maret," kata seorang pelaku pasar di sebuah perusahaan sekuritas domestik.

"Minggu ini, fokus utama seharusnya adalah laporan keuangan."

Pembuat komponen elektronik Taiyo Yuden mencatat penurunan terbesar di Nikkei, merosot 10,82 persen menyusul hasil keuangan yang mengecewakan.

Olympus Corp anjlok 9,62 persen, juga terbebani oleh laporan laba yang lemah. Pembuat chip Advantest dan Tokyo Electron masing-masing jatuh 3,59 persen dan 1,68 persen. Nippon Yusen (9101.T) memimpin perusahaan pelayaran lebih rendah dengan penurunan 4,29 persen.

Pengunduran 1,72 persen saham operator jaringan toko Uniqlo, Fast Retailing menjadikannya penghambat terbesar Nikkei berdasarkan poin indeks.

Baca juga: Saham Jepang naik, reli Wall Street picu perburuan ekuitas murah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022