Pada 2020 ekonomi Sumbar minus 1,62 persen dan pada 2021 kembali naik 3,29 persen
Padang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat ekonomi provinsi itu pada 2021 mulai membaik dengan tumbuh 3,29 persen setelah pada 2020 mengalami kontraksi akibat pandemi COVID-19.

"Pada 2020, ekonomi Sumbar minus 1,62 persen dan pada 2021 kembali naik 3,29 persen," ujar Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati di Padang, Sumbar, Senin.

Menurutnya, kondisi pandemi tidak lagi menghalangi aktivitas masyarakat dan sebagian aktivitas perkantoran sudah berjalan normal.

"Hal ini sejalan dengan penurunan kasus COVID-19 yang signifikan dan vaksinasi yang cukup gencar," kata dia.

Akan tetapi, walaupun aktivitas perkantoran berjalan normal, pertemuan daring dan rapat jarak jauh masih dilaksanakan oleh sejumlah instansi pemerintah hingga pendidikan sehingga permintaan jasa internet mengalami peningkatan.

Berdasarkan lapangan usaha yang tumbuh paling tinggi adalah sektor akomodasi dan makanan minuman dengan angka 17,78 persen pada triwulan IV 2021.

Dilihat dari struktur lapangan usaha sektor pertanian tumbuh 2,72 persen didorong oleh meningkatnya hasil produksi tanaman pangan terutama padi dan jagung serta produksi peternakan dan perikanan.

Sementara, sektor perdagangan tumbuh 7,91 persen didorong oleh peningkatan pembelian kendaraan baru oleh masyarakat dan instansi pemerintah serta permintaan servis kendaraan menjelang akhir tahun menyebabkan peningkatan BBM jenis Pertamax dan Pertalite.

Selain itu, aktivitas pusat perbelanjaan dan pasar kembali normal terutama pada musim liburan.

Sementara, sektor konstruksi tumbuh 4,05 persen yang dibuktikan oleh peningkatan realisasi pengadaan semen di Sumbar.

Kemudian, banyak proyek konstruksi yang ditargetkan rampung pada akhir 2021 mulai dari jembatan di Kabupaten Limapuluh Kota, gelanggang olahraga di Agam, dan jalan lintas Sijunjung dan Dharmasraya.

Berikutnya, sektor transportasi tumbuh 3,70 persen dan tercatat angkutan udara mengalami peningkatan jumlah penumpang 11,96 persen.

"Tidak adanya pembatasan pada libur akhir tahun juga mendorong meningkatnya permintaan bus pariwisata," ujarnya.

Selanjutnya, industri pengolahan di Sumbar tumbuh 3,84 persen dan secara umum aktivitas industri mulai membaik karena permintaan sudah mulai normal dan tidak ada aktivitas dibatasi.

Selain itu, terjadi peningkatan produksi CPO hingga tenun Minang berupa songket dan mukena bordir.

Menurut dia, lapangan usaha sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada triwulan IV 2021 adalah sektor perdagangan besar, eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 2,93 persen dan terjadi peningkatan bansos dan peningkatan kredit konsumsi 4,63 persen.

Kemudian, ekspor luar negeri juga meningkat 21,53 persen seiring dengan peningkatan nilai komoditas utama berupa CPO, garam, belerang, kapur, karet, dan barang dari karet.

Ekspor luar negeri merupakan sumber pertumbuhan ekonomi Sumbar tertinggi pada 2021 dari sisi pengeluaran yang tumbuh 5,68 persen.

Secara spasial, pada 2021 pertumbuhan ekonomi Sumbar berada pada urutan keenam dari 10 provinsi yang ada.

Baca juga: BPS: Kualitas pembangunan manusia di Sumbar 2021 kembali membaik
Baca juga: Nilai ekspor Sumbar September 2021 mencapai 265,10 juta dolar
Baca juga: BPS catat 531.000 pekerja di Sumbar terdampak COVID

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022