Selama ini sudah mencapai 524 baju yang sudah terkirim ke berbagai daerah di Malaysia.Banda Aceh (ANTARA) - Busana muslim dengan merek Aceh Florimia mampu menembus pasar internasional Malaysia, dan sejak 2020 sudah ratusan pakaian dengan berbagai model terkirim ke negeri jiran tersebut.
"Selama ini sudah mencapai 524 baju yang sudah terkirim ke berbagai daerah di Malaysia," kata Owner Aceh Florimia Nelva Amelia, di Banda Aceh, Senin.
Nelva mengatakan, sejauh ini fesyen yang paling diminati oleh pasar di Malaysia tersebut yakni atasan dan dress yang dapat dikenakan pada kegiatan formal.
Baca juga: BI Jambi memperkuat industri fesyen lokal
Kata Nelva, bisnis fesyennya tersebut mulai dirintis sejak 2012 dengan gaya urban modest wear. Melakukan semua proses produksi seorang diri, dan sempat mengalami masa sulit dalam perputaran modal.
Akhirnya, Nelva memberanikan diri untuk membuat merek miliknya sendiri yang menjual berbagai produk busana muslim di platform media sosial dan e-commerce.
“Awal itu zaman kuliah tahun 2012, mulai coba-coba jahit baju dan iseng-iseng foto terus upload di sosmed, kemudian ternyata ada yang suka dan order, nah dari situ aku memulainya,” ujarnya.
Ketika produk fesyennya mulai diminati orang, ia kemudian merekrut penjahit untuk memproduksi baju yang didesain sendiri.
Kini, peminat produk fesyen muslim Florimia tersebut bukan hanya datang dari pasar dalam negeri, namun sudah merambah ke negeri
jiran Malaysia, Brunei, Singapura hingga Taiwan.
“Tetapi yang paling rutin memang ke Malaysia, di sana peminat ada. Kalau ke Taiwan biasanya yang pesan tenaga kerja asal Indonesia di sana,” kata Nelva.
Baca juga: Fesyen dan aksesoris dominasi transaksi di "e-commerce"
Nelva menuturkan, sejauh ini dirinya masih kesulitan untuk menyetok bahan kain yang digunakan sebab, masih bergantung pada ketersediaan bahan kain di toko-toko tekstil di Banda Aceh.
Ia juga akan menjalin kerja sama dengan pabrik tekstil untuk ketersediaan bahan, agar tidak tergantung dengan ketersediaan bahan kain dari toko-toko kain di Banda Aceh saja.
“Saya sering kewalahan di bahannya. Misalnya untuk motif ini yang order 300 pakaian, ternyata bahannya yang ada di toko sini hanya cukup untuk 100 pakaian, kendalanya sering di situ,” ujarnya.
Sejauh ini, Florimia mengeluarkan minimal tiga desain busana muslim dalam sebulan. Untuk pemasarannya hanya online di akun Instagram Florimia dan E-commerce secara ready dan pre order, sehingga ukurannya juga bisa ditentukan sendiri oleh pembeli sebelum diproduksi.
Dalam tahun ini, Nelva juga menargetkan segera membuka toko untuk bisnisnya itu secara offline di pasar Banda Aceh.
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022