Jakarta (ANTARA) - Kejuaraan menembak internasional ISSF Grand Prix Rifle/Pistol yang bergulir di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta pada 8-18 Februari, menggunakan teknologi seperti pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (PB Perbakin) Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto di Jakarta, Selasa, mengatakan sebagai tuan rumah, Indonesia ingin memberikan yang terbaik.

Khususnya, terkait dengan keakuratan penghitungan skor yang nantinya menggunakan teknologi modern buatan SIUS, produsen terkemuka dunia asal Jerman yang menyediakan sistem target elektronik untuk olahraga, militer dan polisi, dan penyedia hasil resmi ISSF.

"Jadi untuk teknologi, kami menggunakan teknologi dari SIUS asal Jerman. Kami dan negara lainnya harus pakai alat dengan teknologi canggih. Sebelumnya juga digunakan pada Olimpiade Tokyo," ujar Joni di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta.

Selain itu, sebagai tuan rumah ajang internasional, Indonesia juga bakal menerapkan sejumlah regulasi terbaru dari Federasi Olahraga Menembak Internasional (ISSF).

Untuk meningkatkan kualitas perlombaan, Indonesia juga mendatangkan juri dari sembilan negara di antaranya, Jerman, Korea Selatan. "Setiap juri memiliki klasifikasi baik itu A dan B internasional. Indonesia juga memiliki juri internasional seperti Sekjen PB Perbakin (Henry Oka)," ujar Joni menambahkan.

Baca juga: Indonesia diwakili 48 atlet dalam kejuaraan menembak ISSF Grand Prix

Menurut Joni, sukses penyelenggaraan sama pentingnya dengan sukses prestasi atlet Indonesia dalam ISSF Grand Prix Rifle/Pistol. Sebab, lanjut Joni, kegiatan ini juga akan menjadi langkah konkret Perbakin untuk dapat membawa Piala Dunia Rifle/Pistol ke Indonesia pada 2023.

Selain teknologi, sebelumnya PB Perbakin juga menyebut sistem bubble yang diterapkan sama dengan ketika penyelenggaraan Olimpiade Tokyo.

Peserta yang tampil menjalani karantina mandiri dan tes PCR di negara-negara masing-masing sebelum bertolak ke Jakarta. Setibanya di Indonesia, mereka kembali melakukan tes yang sama, sebelum akhirnya langsung menuju ke Hotel Mulia untuk menunggu hasilnya.

Mereka tidak diperkenankan bepergian hingga hasil PCR keluar. Pun jika hasilnya negatif, mereka juga hanya boleh keluar dari hotel ke Lapangan Tembak Senayan dan sebaliknya.

Sistem tersebut juga berlaku untuk atlet Indonesia. Dalam pelaksanaannya, pihak penyelenggara akan melakukan tes antigen setiap dua hari sekali dan ISSF Grand Prix Rifle/Pistol juga bergulir tanpa penonton.

Selain itu, penyelenggara juga telah menyiapkan antisipasi jika nantinya ada yang positif COVID-19 dengan menyiapkan Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo dan juga Wisma Atlet untuk tindakan selanjutnya.

ISSF Grand Prix Rifle/Pistol bakal diikuti 138 atlet menembak dari enam negara. Dari jumlah tersebut, 48 di antaranya adalah wakil Indonesia. Sisanya berasal dari Rumania, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Bangladesh.

Baca juga: Perbakin jadikan ISSF Grand Prix sebagai uji coba SEA Games Hanoi 2022
Baca juga: Atlet menembak uji coba ke luar negeri jelang SEA Games Hanoi 2022

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022