Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani menantang para mahasiswa melahirkan berbagai inovasi agar bisa membumikan Pancasila di era modern.

"Membumikan Pancasila sangat penting karena generasi muda berperan dalam pembangunan Indonesia sehingga harus selalu mengedepankan Pancasila sebagai jati diri bangsa," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Puan saat menghadiri Dies Natalis ke-72 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang diselenggarakan di Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Rabu.

Di hadapan mahasiswa kader GMKI, Puan mengutip pidato Proklamator Kemerdekaan Indonesia Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 1 Juni 1945.

Baca juga: Anggota DPR: Pers berperan sentral dalam demokrasi

"Bahwa kita ingin mendirikan negara semua buat semua, bukan untuk satu kelompok atau satu golongan, tetapi semua buat semua. Maka peran aktif kader-kader GMKI beserta seluruh elemen bangsa menjadi sumber energi besar bangsa Indonesia untuk bergerak maju," ujarnya.

Puan meyakini Indonesia akan terus ada selama Pancasila masih ada di hati seluruh rakyat Indonesia. Karena itu dia mengajak generasi muda untuk terus menggelorakan semangat Pancasila.

"Dalam kesempatan baik ini, saya mengingatkan kepada kader-kader GMKI dan kepada seluruh generasi muda Indonesia, agar melahirkan ide-ide baru dan inovasi dalam membumikan Pancasila di era modern ini," katanya.

Menurut dia, generasi muda harus menunjukkan kepada semua, bahwa di dalam Pancasila ada jawaban-jawaban yang dapat menjawab permasalahan-permasalahan masa kini dan masa depan.

Puan mengatakan Pancasila akan mampu membawa Indonesia tetap maju seberat apapun tantangan yang ada karena Pancasila sebagai dasar berdirinya Indonesia harus terus dipertahankan agar bangsa yang penuh keragaman ini dapat selalu bersatu.

"Pancasila sebagai 'philosophiegrondslag' adalah jiwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Meninggalkan Pancasila, sama halnya mencabut jiwa bangsa dan negara," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa menghilangkan Pancasila akan berdampak pada hilangnya perekat dan pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu menurut Puan, dapat menghilangkan karakter sebagai bangsa yang ramah, toleran, dan bergotong royong.

"Pancasila sebagai jiwa bangsa, tidak semata-mata ditempatkan sebagai slogan, simbol, dan semacamnya tetapi bagaimana Pancasila sebagai jiwa bangsa, terus dirawat, diperkuat, dan diwujudkan dalam cara berpikir, berperilaku, dan berkarya bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia secara keseluruhan," katanya.

Puan mengingatkan bahwa berbagai ideologi, cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup dengan mudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang belum tentu sesuai dengan jati diri Indonesia.

Baca juga: HPN 2022, Ketua DPR: Pers punya peran tangkal hoaks

Menurut dia, Indonesia tidak anti budaya asing dan tidak dapat mengisolasi diri dari pengaruh budaya asing namun dengan kepribadian jiwa bangsa yang kuat, maka budaya asing dapat disaring dan dilarutkan dalam kebudayaan nasional.

Karena itu dia menilai, negara harus bisa menjamin bahwa Pancasila mengisi seluruh tatanan politik, sosial, ekonomi, budaya, dan kehidupan beragama. Langkah itu menurut Puan agar ideologi dan budaya yang masuk tidak merusak sendi-sendi Pancasila.

Dalam acara Dies Natalis ke-72 GMKI, Puan didampingi antara lain Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey.

Baca juga: Anggota DPR dorong pemda maksimalkan seleksi PPPK 2022
Baca juga: Wagub DIY minta Baleg DPR RI serap aspirasi rakyat


Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022