Jakarta (ANTARA) - Petinju Indonesia Muhamad Rachman kehilangan gelar juara dunia tinju kelas terbang mini World Boxing Association (WBA) setelah dikalahkan dengan angka oleh penantang peringkat kesebelas dari Thailand, Pornsawan Por Pramuk, di Jakarta, Sabtu (30/7) malam.

Tiga wasit hakim memberikan angka 114-114, 113-115, 114-115 untuk kemenangan Pornsawan. Kekalahan angka kontroversial ini langsung menyulut kemarahan pendukung Rachman. Mereka mencopot triplek di belakang tempat duduk penonton dan melemparkannya ke ring.

Potongan tripleks itu jatuh menimpa kerumunan orang di sisi ring. Sementara seorang mendukung lainnya mencoba melemparkan kursi lipat ke atas ring namun nyangkut tali ring dan jatuh di sisi ring.

Tidak hanya itu saja, sejumlah pendukung Rachman juga mencoba mengejar wasit hakim asal Korsel dan melontarkan pukulan. Namun pukulan itu tidak mengena dan malahan menerpa seorang polisi berpakaian preman.

Tak puas sampai di situ, pendukung Rachman juga mengejar para wasit hakim lainnya. Namun polisi dengan sigap mengamankan para wasit hakim itu ke salah satu ruangan dibantu sejumlah mantan petinju Indonesia yang direkrut menjadi petugas pengamanan pertandingan.

Rachman sendiri tak mampu menahan kekecewaannya. Dia mendatangi para wasit hakim di kamar tempat mereka diamankan. Rachman menunjuk-nunjuk mereka sambil mengumpat.

Mantan petinju nasional yang juga komentator pertandingan tinju, Syamsul Anwar Harahap, menilai keputusan wasit hakim aneh. "Menurut perhitungan saya kemenangan untuk Rachman setidaknya 118-117," tutur Syamsul.

Menurut Syamsul, Rachman sejak ronde pertama unggul segalanya ketimbang sang penantang yang tampil tidak istimewa. "Pukulan Rachman jauh lebih cepat dan lebih bersih ketimbang lawannya. Itu sebabnya saya heran bagaimana wasit hakim bisa memenangkan petinju Thailand," papar Syamsul.

Rachman yang kini berusia 39 tahun mengejutkan publik tinju Indonesia dan dunia ketika merebut gelar juara dunia kelas terbang mini WBA dengan memukul KO juara bertahan dari Thailand, Kwanthai Sithmorseng, ronde kesembilan di Bangkok, 11 April lalu. Rachman tercatat sebagai petinju Indonesia tertua yang mampu merebut gelar juara dunia tinju.

Namun gelar juara dunia itu hanya bertahan tiga bulan di tangan Rachman. Ini merupakan pertarungan mempertahankan gelar juara dunia WBA pertama bagi Rachman. Dengan kekalahan ini maka rekor bertanding Rachman menjadi 64 kali menang (33 KO), 11 kali kalah, 5 kali seri. Sementara Pornsawan, 32 tahun, 23 kali menang (16 KO), 3 kalah, 1 seri.

Sebelum menjadi juara WBA Rachman merebut gelar juara dunia tinju kelas jerami IBF dengan menang angka atas petinju Kolombia, Daniel Reyes, 14 September 2004. Dia kehilangan gelar juara dunia itu setelah kalah angka melawan Florante Condes dari Filipina di Jakarta, 7 Juli 2007.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011