Seoul (ANTARA News/AFP) - Bagian-bagian ranjau Korea Utara tampaknya terbawa banjir akibat hujan lebat memasuki perbatasan Korea Selatan, yang memicu pihak militer mencari ranjau-ranjau lainnya, kata kementerian pertahanan.

Dua tempat peluru terbuat dari kayu milik Korea Utara (Korut) ditemukan, Kamis di satu waduk dekat Sungai Hantan di Daerah Cheolwon, persis selatan perbatasan antar-Korea, katanya.

"Itu adalah tempat ranjau yang terbuat dari kayu. Dalam tempat itu tidak ada bahan peledak atau detonator. Kami menduga tempat-tempat peluru itu hanyut," kata seorang juru bicara kementerian pertahanan kepada AFP, Sabtu.

Tentara sedang memeriksa daerah-daerah dekat sungai-sungai Hantan dan Namdaeheon untuk mencari ranjau-ranjau Korut.

Mereka memasang tanda-tanda dan menyebarkan pamflet untuk memperingatkan wisatawan di daerah itu tentang kemungkinan adanya ranjau-ranjau dan meminta mereka melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan benda-benda yang mencurigakan, kata juru bicara itu.

Ranjau-ranjau Korut hanyut ke Korea Selatan akibat banjir dan tanah longsor di masa lalu. Tahun lalu puluhan ranjau yang ditempatkan dalam kotak kayu hanyut ke Korsel setelah hujan klebat, menewaskan seorang warga Korsel dan mencederai seorang lainnya.

Tanah longsor akibat hujan deras pekan ini juga mengeluarkan ranjau-ranjau yang ditanam puluhan tahun lalu di Gunung Umyeon di Seoul selatan. Tentara mengatakan mereka masih mencari sekitar 10 ranjau di sana.

Korsel menanam 1.000 ranjau di Gunung Umyeon pada tahun 1980-an untuk melindungi instalasi militer di sana. Sebagian besar telah disingkirkan antara tahun 1989 dan 2006, tetapi sisanya belum ditemukan.

Hujan lebat mengguyur semenanjung Korea dalam pekan belakangan ini, menewaskan setidaknya 59 orang dan menyebabbakan ribuan orang kehilangan tempat tinggal di Korsel saja.

Kantor berita resmi Korut KCNA (Korean Central News Agency) mengatakan hujan lebat itu telah menyebabkan "kehancuran besar ekonomi rakyat".

Menurut perkiraan sementara, di Korut 35.700 hektare ladang padi terrendam, sementara ribuan rumah dan ratusan tempat kerja, gedung-gedung sekolahj dan kantor-kantor pemerintah hancur, kata KCNA.

Daerah selatan dan timur adalah yang paling parah, di mana curah hujan mencapai 500mm dari Selasa sampai Kamis, katanya.

Negara komunis yang miskin itu telah mengalami kekurangan pangan yang serius.(*)

(Uu.H-RN/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011