Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah unggahan Facebook, pada 5 Febuari 2022, menyatakan penyebaran obat-obatan, seperti antibiotik dan antivirus, di rumah sakit merupakan genosida massal terhadap rakyat Indonesia.

Unggahan itu menarasikan obat-obatan dan vaksinasi sebagai penyebab kematian utama masyarakat.

Berikut narasi yang muncul dalam unggahan tersebut:
“Melalui penyebaran obat-obatan _anti virus_ dan _anti biotik_ yang selama ini menyebar di seluruh rumah sakit di Indonesia ternyata mengandung _drug mix_ (campuran obat) yang mematikan itulah yang disebar ke seluruh rumah sakit di Indonesia, itulah _genosida massal_ terhadap rakyat pribumi.
Sekali lagi rakyatnya yang menjadi korban skenario _"project covid"_ masyarakat sekali lagi yang hanya dijadikan sebagai obyek _sapi perahan_.
Kasus korban kematian _Pertama_ disebabkan karena _"obat-obatan"_ yang disebar diseluruh rumah sakit.
Dan kasus korban kamatian _Kedua_ disebabkan kerana _"vaksinasi"_. Sekali lagi rakyat yang dijadikan korban banyak yang terkapar, sakit, lumpuh dan meninggal dunia.”


Namun, benarkah obat dan vaksinasi merupakan penyebab utama kematian selama pandemi?
 
Unggahan hoaks yang menyebut vaksin COVID-19 dan obat-obatan di rumah sakit merupakan penyebab kematian dan bukti program genosida (Facebook)


Penjelasan:
Narasi tentang vaksinasi yang diklaim sebagai program genosida merupakan hoaks yang berulang. ANTARA telah mengklarifikasi unggahan serupa pada pertengahan Januari 2022.

Angka kematian yang muncul di sejumlah negara saat mengalami gelombang baru COVID-19 akibat varian Omicron, menurut Epidemolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman seperti dilaporkan ANTARA, yaitu karena para penderita COVID-19 belum divaksin.

Dicky mengatakan mereka yang belum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 punya imunitas yang lemah dan menjadi faktor penyebab varian Omicron menyebar lebih cepat dibandingkan varian Delta.

Vaksin COVID-19 dapat meningkatkan imunitas seseorang dan tingkat kesembuhan orang itu jika terinfeksi virus SARS-CoV-2 akan lebih cepat, demikian dilansir dari Satgas COVID-19.

Sampai saat ini, tidak ada kematian pasien COVID-19 yang dilaporkan akibat konsumsi obat-obatan dari rumah sakit. Dengan demikian, pernyataan yang menyebut obat di rumah sakit menyebabkan kematian dan menjadi program genosida merupakan hoaks.

Klaim: Obat di rumah sakit menyebabkan kematian dan merupakan program genosida
Rating: Disinformasi

Cek fakta: Hoaks! Jus daun pepaya dan jahe sembuhkan Omicron

Baca juga: Ilmuwan Inggris ingin berdayakan obat yang ada untuk mengobati COVID

Baca juga: PDPI: Molnupiravir dan Paxlovid direkomendasikan untuk pasien COVID-19

Pewarta: Tim JACX
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2022