Harapannya kita bisa sudah 10 persen dari PDB di 2024 dengan reformasi yang harus kita lakukan baik dari sisi kebijakan maupun administrasi
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu memperkirakan rasio pajak atau tax ratio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan mencapai 9,3 hingga 9,5 persen pada 2022.

Adapun pada 2021 rasio pajak terhadap PDB mencapai 9,11 persen. "Kita mengharapkan, memperkirakan, tax ratio kita akan meningkat lagi dari 9,11 persen naik ke sekitar 9,3 sampai 9,5 persen di 2022," katanya dalam Taklimat Media daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Rasio pajak 2021 meningkat cukup signifikan atau 0,8 poin persen dibandingkan 2020 yang sebesar 8,33 persen. Rasio pajak 2020 lebih rendah karena pada saat itu terdapat tekanan yang sangat kuat terhadap perekonomian dan penerimaan negara.

Sementara pada 2022 rasio pajak diperkirakan akan meningkat didorong oleh implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang terdiri dari peningkatan Pajak Pertambahan Nilai serta penyelenggaraan Program Pengungkapan Sukarela (PPS).

"Tax ratio ini kita harapkan terus menunjukkan arah perbaikan. Harapannya kita bisa sudah 10 persen dari PDB di 2024 dengan reformasi yang harus kita lakukan baik dari sisi kebijakan maupun administrasi," ujar Febrio.

Saat ini pemerintah juga tengah melakukan finalisasi terhadap aturan turunan dari UU HPP terkait pajak natura yang akan dibiayakan kepada pemberi natural atau perusahaan.

"Terdapat beberapa pengecualian dalam pemberian natura dan kenikmatan dalam konteks menjadikannya objek pajak. Ketentuannya masih akan diatur dalam peraturan pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan yang sedang difinalisasi," ucapnya.

Baca juga: Kepala BKF: Reformasi perpajakan dilakukan untuk perbaiki 'tax ratio'
Baca juga: Sri Mulyani: Rasio pajak Indonesia masih rendah
Baca juga: Prabowo sebut teknologi informasi mampu tingkatkan rasio perpajakan

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022