Jakarta (ANTARA) - Atlet Austria Johannes Strolz menyamai pencapaian terbesar ayahnya dalam Olimpiade Musim Dingin dengan menuntaskan kebangkitannya sendiri ketika di ambang kalah dalam ski Alpen dengan memenangkan emas nomor combine downhill putra dalam Olimpiade Beijing pada Kamis.

Strolz, yang hampir pensiun setahun lalu setelah kehilangan tempatnya dalam tim Austria, menjadi yang tercepat dalam slalom setelah menempati urutan keempat dalam downhill untuk mengungguli Aleksander Aamodt Kilde dari Norwegia guna menjadi yang terbaik.

James Crawford memenangkan medali perunggu yang membuat Kanada finis podium pertamanya dalam Olimpiade Beijing.

Strolz, yang ayahnya Hubert memenangkan emas dan perak nomor combine dalam giant slalom di Olimpiade Calgary 1988, bekerja sebagai polisi di sebuah kota kecil di Austria selama berbulan-bulan musim panas lalu, mengendarai mobil patroli dan mengatur lalu lintas guna memperolah penghasilan.

"Terutama kisah ayah saya, itu sangat berarti bagi saya," kata Strolz. "Ketika saya mengingatnya, semua gambar dan medali emas mengingat kepada ayah saya, sulit bagi saya untuk tidak menangis."

"Pertama saya harus berterima kasih kepada seluruh keluarga saya. Mereka selalu mempercayai saya, dan sekarang ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan, membuat medali emas yang sama seperti yang dilakukan ayah saya."

Atlet berusia 29 tahun itu tetap berada dalam sirkuit ski tanpa dukungan resmi dengan mempersiapkan sendiri alat skinya dan menjadi 'petugas' untuk dirinya sendiri.

“Itu sangat penting bagi saya karena saya tidak berada dalam tim ini lagi musim panas lalu, berhasil masuk kembali tim, dan mendapatkan lagi dukungan penuh,” tambah dia seperti dikutip Reuters.

"Akhirnya semua pengorbanan dan kerja keras terbayar. Saya kira saya adalah teladan untuk tidak pernah menyerah. Jika Anda percaya pada diri sendiri, Anda harus mengambil kesempatan dan terus maju."

Strolz akhirnya diundang berlatih bersama tim Alpen Jerman dan meraih tiketnya ke Olimpiade lewat kemenangan slalom yang menakjubkan pada Piala Dunia di Adelboden di Swiss bulan lalu.

"Semua orang sangat senang, sangat bersemangat. Ini kisah yang indah," kata pelatih slalom putra Austria Paul Schwarzacher. "Dia sangat rendah hati, sangat terpusat.

Kemenangan Strolz memperpanjang finis podium teratas Austria dalam combine putra menjadi dua Olimpiade setelah Marcel Hirscher menjuarai Olimpiade Pyeongchang empat tahun lalu.

Kilde, yang finis pertama di downhill Kamis, memenangkan medali keduanya dalam Olimpiade Beijing dengan medali perunggunya dari super-G.

Atlet Norwegia yang tidak berlomba dalam slalom selama dua tahun itu membuat keputusan memasuki nomor combine pada saat-saat terakhir. Ini mungkin karena dimotivasi oleh kegagalannya dalam downhill pada ski Alpen pembuka Olimpiade Beijing Senin lalu.

"Sangat menakjubkan. Saya tidak bermain ski slalom dalam dua tahun," kata Kilde.

"Ini luar biasa. Sungguh Olimpiade yang luar biasa. Tentu saja ada emosi yang menyertainya, tetapi masih cukup menakjubkan."

Rekan senegara Strolz yang merupakan juara dunia combine, Marco Schwarz, berada pada urutan kelima.


Baca juga: Gagal dalam lompatan Axel, Yuzuru Hanyu dekati akhir sebuah era
Baca juga: Ringkasan medali dan klasemen medali Olimpiade Beijing 2022
Baca juga: Raih medali ketujuh, Sablikova jadi Olimpian Ceko tersukses
Baca juga: Peseluncur cepat Belanda pecahkan rekor dunia di Olimpiade Beijing

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022