Kurikulum Merdeka telah diterapkan pada 2.500 Sekolah Penggerak
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan sekolah dapat menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing sekolah.
 

“Sejak tahun ajaran 2021/2022, Kurikulum Merdeka telah diterapkan pada sebanyak 2.500 Sekolah Penggerak  dan SMK Pusat Keunggulan, sebagai bagian dari pembelajaran dengan paradigma baru,” ujar Nadiem pada peluncuran Merdeka Belajar episode 15 : Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar yang dipantau di Jakarta, Jumat.


Kurikulum tersebut diterapkan mulai dari jenjang TK hingga SMA. Mulai tahun ajaran 2022/2023, satuan pendidikan dapat memilih untuk menerapkan kurikulum berdasarkan kesiapan masing-masing sekolah.


“Pemerintah akan menyiapkan angket untuk membantu satuan pendidikan menilai tahap kesiapan sekolah dalam menggunakan kurikulum tersebut,” jelas dia lagi.


Baca juga: Nadiem luncurkan Kurikulum Merdeka dan platform Merdeka Mengajar

Baca juga: Teknologi dan kualitas pendidikan jadi prioritas pada G20


Sekolah memiliki tiga pilihan untuk penerapan kurikulum baru tersebut, yakni menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang diterapkan, menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan, dan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

Sekolah bebas menentukan kurikulum yang akan digunakannya baik itu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat dan Kurikulum Merdeka.

 

Kurikulum Merdeka memiliki berbagai keunggulan yakni lebih sederhana dan. mendalam karena fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.

 

Selanjutnya lebih merdeka yang mana tidak ada program peminatan di SMA dan siswa memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat dan aspirasinya. Berikutnya, guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik, dan sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

 

Berikutnya lebih relevan dan interaktif, karena pembelajaran melalui kegiatan proyek dengan memberikan kesempatan yang lebih luas pada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu aktual.

 

Penerapan kurikulum itu juga didukung dengan penyediaan perangkat ajar buku teks dan bahan ajar pendukung, pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepsek dan pemda, dan jaminan jam mengajar serta tunjangan profesi guru. Penerapan Kurikulum merdeka didukung platform Merdeka Mengajar, yang membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi dan pemahaman untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.

Baca juga: Akademisi: Butuh keberanian merevisi kurikulum untuk jalankan MBKM

Baca juga: IPB University beri masukan terkait kebijakan MBKM pada DPR


Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022