Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Windhoek mempromosikan produk bumbu Indonesia dalam ajang bertema “Indonesian Culinary Promotion” kepada jejaring importir bumbu, para penggiat kuliner, pengusaha pasar swalayan dan restoran di Namibia, Jumat (11/2).

"Indonesia ingin membawa lebih banyak rempah-rempah lokal ke luar negeri, menunjukkan kepada dunia kekayaan rempah-rempah Indonesia, dan menarik wisatawan mencoba hidangan lokal kami secara langsung," kata Duta Besar RI untuk Namibia Wisnu Edi Pratignyo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Fungsi Ekonomi KBRI Windhoek Sulthon Sjahril mengungkap potensi rempah-rempah Indonesia yang merupakan negara pengekspor rempah-rempah terbesar keempat di dunia.

Dia mengatakan Indonesia juga dikenal sebagai produsen lada terbesar kedua di dunia dan industri rempah-rempah Indonesia dinilai sangat menguntungkan.

Menurut Kementerian Perdagangan, ekspor rempah-rempah dan herbal dari Indonesia setiap tahun rata-rata mencapai 500 juta dolar AS atau setara dengan Rp7,2 triliun.

Baca juga: KBRI Windhoek dukung kemitraan bisnis tekstil Indonesia dan Namibia

Dalam acara pendukung program “Indonesia Spice Up the World” itu, KBRI Windhoek menggelar demo masak makanan khas Indonesia dengan menggunakan bumbu instan dari PT Indofood Sukses Makmur, Tbk, PT Sasa Inti Indonesia dan PT Bali Maya Permai, seperti bumbu rasa rendang, nasi goreng, ayam goreng, bakwan dan ikan sarden.

Selain itu, KBRI juga memamerkan sejumlah produk kuliner Indonesia, antara lain bumbu instan, rempah-rempah (lada), ketchups (sambal, saus tomat, kecap manis), santan kelapa, minyak goreng kelapa sawit, mentega, mie instan, ikan kaleng, dan kopi instan.

Kegiatan itu diharapkan dapat mempermudah importir Namibia mengenal produk ekspor kuliner Indonesia dan melakukan interaksi secara langsung dengan eksportir dan produsen makanan di Indonesia secara virtual.

Acara tersebut juga menyertakan pengusaha Namibia yang memberikan testimoni mengenai berbisnis dengan Indonesia, salah satunya adalah Anthony Atejioye, pemilik Future Image Investment CC, importir produk mie instan Indomie di Namibia.

Baca juga: KBRI tindaklanjuti MoU kerja sama maritim Indonesia-Namibia

Ia menilai Indonesia merupakan salah satu produsen bumbu atau rempah-rempah di dunia dan memiliki produk dengan kemasan yang menarik.

Anthony menambahkan produk-produk Indonesia memiliki kualitas baik dan menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan perusahaan Indonesia dalam distribusi produk bumbu Indonesia di pasar Namibia.

GM International Business Development PT Sasa Inti Indonesia Tarsisius Marianto mengatakan bahwa Sasa senantiasa berupaya untuk menjaga kualitas produknya dengan memenuhi berbagai sertifikasi dan ingin menjadi salah satu industri makanan terkemuka dan berstandar internasional di Indonesia.

Kegiatan promosi ini diharapkan tidak hanya mendorong industri kuliner Indonesia, khususnya peningkatan nilai ekspor produk bumbu Indonesia ke Namibia, tapi juga bisa menarik wisatawan untuk datang ke Indonesia guna mencicipi langsung berbagai kuliner dengan berbagai rempah khas.

Acara itu juga dihadiri oleh perusahaan ritel ternama di Namibia, seperti Woermann Brock, SPAR, Shoprite, Pick n Pay dan OK Foods.

Baca juga: Tingkatkan ekspor, KBRI gelar forum bisnis dengan pengusaha Namibia
Baca juga: KBRI Windhoek kenalkan seni batik kepada masyarakat Namibia


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022