Jakarta (ANTARA News) - Islam adalah agama yang mempelopori kebangkitan nasional dan pelopor dalam pembebasan Indonesia dari belenggu penjajahan.

Hal itu diungkapkan Ketua Program Studi Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Jabar, Adian Husaini, saat bedah buku "Jatuh Bangun Pergerakan Islam di Indonesia" karya Rosihan Anwar, di Fadli Zon Library, Jakarta, Kamis.

"Itu pesan penting dari Rosihan Anwar. Pesan ini memiliki nilai yang sangat berarti karena tidak dapat disangkal para sejarawan dan tokoh Islam Indonesia telah banyak mengungkapan kejanggalan penulisan dan pengajaran sejarah di Indonesia, khususnya yang terkait dengan Islam," katanya.

Sejak masih duduk di bangku SMP, Adian mengatakan sejarah tentang Islam kerap diceritakan sebagai sejarah perpecahan, sehingga generasi muda tidak punya lagi keyakinan untuk bisa bangkit bersama Islam. Bahkan, Belanda pun pernah mencoba membuat orang Jawa benci terhadap Islam.

Di tengah arus besar usaha menyingkirkan Islam dari peta kebangkitan Indonesia, apa yang dilakukan Rosihan Anwar dengan bukunya merupakan sesuatu yang cukup bermakna.

Dalam bukunya yang ditulis dengan gaya menulis surat untuk anaknya, Aida Fathya, ini, Rosihan secara terperinci menceritakan bahwa gerakan kebangkitan bangsa dimulai dengan berdirinya Syarikat Islam (SI) yang dipelopori Haji Oemar Said Tjokroaminoto.

"Surat Rosihan pada anaknya hanya gaya atau cara bertutur dia. Namun, isinya adalah sebuah rangkaian cuplikan sejarah Islam di Indonesia," kata Pendiri Fadli Zon Library, Fadli Zon.

Sejarah Islam yang disajikan dalam buku itu menurut Fadli disajikan secara populer dan mudah dimengerti.

"Buku ini adalah buku yang sangat penting khususnya bagi kaum muda yang terpaut jauh dari sejarah masa awal abad-20 hingga tercapainya kemerdekaan," ujarnya.

Fadli, dalam pengantar buku ini menjelaskan, Rosihan mampu menjelaskan garis besar pergumulan ideologi di Indonesia dengan gaya bercerita yang sederhana.

"Rosihan tahu betul konstruksi perkelahian aliran-aliran masa lalu karena ia berada di tengah pusaran," katanya.

Buku setebal 121 halaman ini berisi 25 tulisan analisis Rosihan terhadap perkembangan ideologi di Indonesia dengan gaya bertutur surat.(*)

(S037/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011