Dampak transisi industri ke arah penciptaan produk bernilai tambah lebih tinggi terhadap konsumsi rumah tangga perlu diteliti dan dimitigasi lebih jauh
Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan terus mendukung pengembangan manufaktur dan hilirisasi industri produk dalam negeri untuk menciptakan nilai tambah.

"Bersama pemerintah, kami telah membuat pemetaan terperinci dari semua subsektor manufaktur. Berdasarkan pemetaan ini kami berkomunikasi dengan lembaga keuangan mengenai potensi subsektor tersebut sehingga meminimalkan informasi yang tidak sesuai antara sektor riil dan sektor keuangan," kata Dody dalam webinar "Bergeser ke Industri Bernilai Tambah Lebih Tinggi" yang dipantau di Jakarta, Senin.

Dukungan Bank Indonesia terus dilakukan meskipun banyak tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan sektor manufaktur dan melakukan hilirisasi produk dalam negeri.

"Dampak transisi industri ke arah penciptaan produk bernilai tambah lebih tinggi terhadap konsumsi rumah tangga perlu diteliti dan dimitigasi lebih jauh," katanya.

Baca juga: BI sebut hilirisasi sumber daya mineral perkuat struktur ekonomi

Selanjutnya nilai tambah yang dihasilkan dari proses peleburan sumber daya mineral masih perlu terus dioptimalkan. Pada saat yang sama hilirisasi industri sektor lain di luar sumber daya mineral juga perlu didorong untuk berkembang.

"Pengelolaan sampah juga merupakan tantangan, mengingat metode penyimpanan atau pembuangan limbah membebankan biaya yang lebih tinggi," ucap Dody.

Pemerintah juga perlu membuat standar untuk hilirisasi industri yang ramah lingkungan. Penyelesaian dari persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hilirisasi industri sumber daya mineral, kata dia, perlu dilakukan secara bersama-sama dengan niat baik, pikiran jernih, tindakan terkalibrasi, dan sinergi yang kuat.

"Di tengah berbagai potensi dan tantangan, kita harus berjuang dan bekerja sama memastikan hilirisasi sumber daya mineral akan terus memperkuat struktur ekonomi, yang akan mendukung pencapaian visi Indonesia untuk menjadi negara maju," ungkapnya.

Baca juga: Bank Indonesia kembali pertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022